DISWAYJOGJA - Hujan deras disertai angin kencang terjadi di Yogyakarta dan sekitarnnya, Senin (12/11/2023). Dampak angin kencang itu menimbulkan puluhan pohon tumbang di beberapa lokasi.
BACA JUGA:Angin Kencang, Kebakaran Hutan Gunung Slamet Belum Padam
Misalnya di ruas Jalan Ring Road Barat, Trihanggo, Gamping, Sleman. Pohon besar tumbang saat hujan lebat. Lalu lintas kendaraan pun sempat terganggu, karena terhalang badan pohon yang melintang jalan.
BACA JUGA:6 Desa di Kabupaten Tegal Diterjang Puting Beliung, Polres Tegal dan BPBD Bergerak Cepat
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Bambang Kuntoro mengatakan, pohon yang tumbang sudah ditangani. Tim Reaksi Cepat (TRC) Kapanewon Gamping telah mengevakuasi menggunakan gergaji mesin dan mobil pengangkut.
BACA JUGA:Waspada, Bencana Puting Beliung Mengancam Temanggung
Beruntung tidak ada korban jiwa akibat peristiwa ini. Hanya saja, badan pohon sempat mengganggu lalu lintas. Lantaran tumbang di jalur lambat Ring Road Barat dan perlu menggunakan jalur cepat untuk proses evakuasinya. ”Sekarang sudah terkondisi,” ujar Bambang.
Kepala Pelaksana BPBD Sleman Makwan menambahkan, potensi bencana hidrometeologi memang kerap muncul ketika musim pancaroba. Hal itu akan ditandai dengan cuaca ekstrem berupa angin kencang disertai hujan deras. Menurut dia, peralihan musim kemarau ke penghujan akan membuat pembentukan awan cumulonimbus. Dengan demikian, dapat memicu bencana angin puting beliung sampai hujan es.
BACA JUGA:Pagerbarang Tegal Diterjang Angin Puting Beliung
”Kondisi itu dapat mengakibatkan bencana tanah longsor serta banjir lahar dingin kalau hujan terjadi di lereng Merapi,” bebernya.
Karena itu, Makwan meminta kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan. Salah satunya dengan memastikan kondisi atap rumah benar-benar aman. Tak hanya itu, dia juga meminta agar pohon-pohon yang kering dipotong agar tidak menimpa kawasan permukiman.
Selain meminta pohon kering dipotong, pihaknya juga meminta masyarakat mulai membersihkan saluran air. Selain itu, tidak membuang sampah pada saluran drainase. Hal itu dilakukan untuk mengurangi banjir atau genangan. ”Di jalan raya, baliho-baliho juga diperiksa, apakah tiang sudah kuat dan lubang angin berfungsi dengan baik,” katanya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Jogjakarta Warjono menuturkan, potensi bencana hidrometeorologi dapat terjadi lebih awal di beberapa wilayah. Antara lain di Kabupaten Sleman, Kota Jogja, Kulon Progo bagian utara, serta kabupaten Gunungkidul bagian utara. ”Wilayah itu berpotensi terjadi angin kencang di awal masa pancaroba,” ungkapnya. (*)