WIRADESA , DISWAYJOGJA - Bangunan pasar krempyeng atau dikenal juga dengan istilah pasar Senin-Kamis di kompleks pasar darurat Wiradesa ambruk, Rabu (1/11/2023) siang, sekitar pukul 12.15 WIB.
4 pedagang tertimpa reruntuhan bangunan yang ambruk tersebut. 3 di antaranya dilarikan ke rumah sakit lantaran mengalami luka-luka.
BACA JUGA:Rencana Selesai Oktober 2023, Pergantian Eskalator Pasar Pagi Kota Tegal Masih Bureng
3 pedagang yang dilarikan ke rumah sakit ialah Zaeni, 47, pedagang pecel, warga Perum Sasem Wiradesa; Karwi Pujiati, 48, dan Zaenuri, 55, pedagang topi, warga Kepatihan, Wiradesa. Zaeni alami patah tulang lengan kanan dan dirawat di RS Al Karomah. Karwi Pujiati dan Zaeni mengalami luka ringan.
Satu pedagang lainnya tertimpa bangunan pasar yang ambruk adalah Rohandi, 61, pedagang soto dari Gumawang, Wiradesa. Rohandi selamat lantaran ada ruang kosong di antara puing-puing bangunan yang ambruk tersebut.
BACA JUGA:Olahan Salak dan Nanas Wonosobo Tembus Pasar Dunia, Diekspor ke Canada dan Amerika
Selain melukai pedagang, 3 unit motor dan 7 sepeda tertimpa bangunan yang ambruk tersebut. Belum lagi barang jualan dan peralatan dagangan milik para pedagang ikut tertimpa bangunan yang ambruk.
Taufik, 56, pedagang di pasar darurat yang lokasinya di sebelah utara pasar krempyeng yang ambruk, mengatakan, bangunan pasar Senin-Kamis atau pasar krempyeng itu ambruk dengan tiba-tiba. Tanpa ada angin kencang di wilayah itu. ”Kejadiannya ndak ada angin. Tiang bangunan langsung doyong-doyong lalu bresss,” tutur dia.
Saat bangunan itu ambruk sepengetahuan dirinya ada tiga pedagang yang mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit. Ia hanya tahu dua nama dari tiga pedagang itu. Yakni pedagang topi bernama Zaeni dan pedagang pecel bernama Zaenuri. "Satunya lagi saya lupa namanya," kata dia.
Menurut dia, bangunan itu juga menimpa beberapa motor dan sepeda. Selain itu, barang dagangan dan peralatan untuk berjualan juga tertimpa bangunan yang ambruk tersebut. ”Kejadiannya sekitar pukul 12.15 WIB,” kata dia.
Dia menyebutkan, bangunan yang ambruk itu sebenarnya bekas shelter terminal lama yang digunakan untuk lapak jualan. Di situ ada pedagang pakaian, topi, tas, bumbon, makanan dan lainnya. Jumlah pedagangnya ada 10 orang lebih.
”Ini bangunannya lama, dibangun sekitar tahun 1996. Dulu punya Dishub karena ini bekas terminal lama, tapi digunakan untuk pasar Senin-Kamis atau pasar krempyeng,” ujar dia.
Sementara itu, Rohandi, 61, salah satu pedagang di pasar krempyeng yang selamat menuturkan, siang itu dirinya tengah merapikan lapak dagangannya karena sudah mau pulang. Istrinya di situ jualan soto, pindang tetel dan bakso.
”Saya habis minum, merapikan lapak mau pulang. Di saat merapikan jualan, ada bunyi kretek. Saya lihat yang sebelah sana sudah roboh. Saya mau lari takut ketiban kayu, makanya saya tiarap di bawah. Alhamdulillah bangunan yang roboh hanya sedikit yang menimpa saya, karena ada ruang kosong di bawah tempat saya berlindung,” ungkap dia.
Akibat kejadian itu, peralatan jualannya hancur semua, termasuk meja, bangku, dan gerobak hancur. Menurutnya, saat bangunan itu roboh tidak ada angin kencang. ”Ndak ada angin. Tiba-tiba saja roboh,” katanya.
Dia berharap, ada bantuan dari pemerintah agar ia bisa berjualan lagi. Sebab, peralatan jualannya hancur semua dan tempat ia berjualan juga sudah rata dengan tanah.
”Sekarang kan saya ndak bisa aktivitas. Mohon dibantu modal, gerobak dan diberi tempat untuk berjualan yang layak. Saya jualan dulu di dekat pasar sana lalu pindah ke sini. Ya sudah 20 tahunan," katanya.
Sementara itu, Kapolsek Tirto AKP Darwoto mengatakan, pihaknya menerima laporan ambruknya pasar itu sekitar pukul 12.50 WIB. Saat itu ia masih di Mapolsek Tirto. ”Saya langsung datang ke sini. Informasinya bangunan bekas terminal yang dijadikan pasar darurat ini ambruk sekitar pukul 12.30 WIB,” kata dia.
Informasi dari masyarakat, lanjut dia, bangunan itu sudah tua sehingga akhirnya ambruk. "Kita sudah amankan TKP dengan memasang garis polisi dan anggota sudah mengamankan jika ada masyarakat yang menjarah. Mungkin ada barang-barang yang di bawahnya, ada sepeda, ada sepeda motor, biar aman. Korban sendiri berdasarkan informasi dari masyarakat ada tiga orang yang luka sekarang sudah dibawa ke RS Al Karomah dan RS Kraton," terang dia.
Sementara itu, Kepala Disperindag Kabupaten Pekalongan Sutanto Widodo mengatakan, bersimpati kepada para korban atas musibah itu. Menurutnya, secara status bangunan yang ambruk itu adalah shelter bekas terminal Pasar Wiradesa. ”Ini tidak digunakan sebagai pasar darurat. Yang roboh ini bukan pasar darurat, tapi bekas shelter terminal lama yang penguasaan asetnya di Dinas Perhubungan,” ujar dia.
Disinggung pedagang akan dipindah kemana, dia mengatakan, pada tanggal 1 hingga 15 November ini para pedagang di pasar darurat berproses pindah ke pasar baru. ”Tadi pagi sudah ada prosesi doa bersama, ngambeng demi keselamatan bersama. Mulai hari ini sampai tanggal 15. Jadi nanti semua pedagang di pasar darurat ini akan kami kosongkan masuk ke pasar baru. Setelah itu aset ini akan kami laporkan kepada BKAD untuk dilelang,” katanya. (had)
Artikel ini sudah pernah terbit di Radarpekalongan.disway.id dengan judul
https://radarpekalongan.disway.id/read/41198/bangunan-pasar-krempyeng-wiradesa-kabupaten-pekalongan-ambruk-3-pedagang-dilarikan-ke-rumah-sakit