10 Cara Mengatasi Dari Alergi Udara Dingin, yang Penting Sih Jaga Pola Makanan

Kamis 10-08-2023,14:19 WIB
Reporter : Muhammad Hilmi Simatul Abror
Editor : Muhammad Hilmi Simatul Abror

DISWAY JOGJA ­ - Alergi udara bisa terjadi pada siapa pun, baik anak-anak maupun orang dewasa. Orang yang mengalami alergi udara biasanya akan mengalami reaksi alergi di kulit, seperti kulit bentol-bentol, muncul ruam, dan gatal.

Namun, pada kasus tertentu, alergi udara juga bisa menyebabkan munculnya gejala alergi di saluran pernapasan, misalnya pilek, batuk, dan bersin-bersin.

Reaksi alergi yang muncul akibat alergi udara umumnya bersifat ringan, tetapi sebagian penderita alergi udara ada yang bisa mengalami reaksi alergi parah atau syok anafilaktik yang berbahaya.

 

Gejala Alergi Udara dan Penyebabnya

 

Berikut ini adalah gejala alergi udara berdasarkan penyebabnya:

Alergi udara panas

Reaksi alergi terhadap udara panas disebut dengan cholinergic urticaria. Reaksi alergi udara panas akan muncul saat suhu tubuh meningkat, misalnya berkeringat. Selain itu, alergi udara panas juga bisa muncul setelah berolahraga, mandi air panas, memakai pakaian yang ketat, dan berkeringat akibat stres atau gugup.

Gejala yang muncul saat mengalami alergi panas adalah benjolan merah kecil dengan lingkaran kemerahan di area wajah, punggung, dada, dan lengan dengan sensasi gatal dan panas.

Jika mengalami reaksi yang lebih berat, Anda mungkin akan merasakan sakit kepala, sesak napas, tekanan darah rendah, kram perut, dan detak jantung tidak teratur.

 BACA JUGA:14 Keajaiban Kesehatan yang Diberikan Air Pegunungan: Manfaat yang Luar Biasa untuk Tubuh dan Pikiran

Alergi udara dingin

Alergi terhadap udara dingin biasanya disebut sebagai cold urticaria. Gejala alergi udara dingin tidak jauh berbeda dengan alergi udara panas, yaitu kulit kemerahan dengan sensasi gatal dan panas setelah terpapar udara atau suhu dingin.

Gejala ini biasanya muncul beberapa menit setelah terpapar dan dapat berlangsung selama 1–2 jam.

Alergi udara dingin juga dapat menyebabkan bengkak pada bagian tubuh yang terpapar suhu dingin, seperti bibir setelah minum air dingin. Anda juga harus waspada jika terjadi pembengkakan di lidah dan tenggorokan karena bisa menyebabkan Anda sulit bernapas.

 

Alergi udara kotor

Paparan udara kotor atau udara yang tercemar oleh polusi dapat menyebabkan reaksi alergi pada tubuh. Alergi udara kotor dapat menimbulkan gejala pada saluran pernapasan dan kulit. Sumber udara kotor ini dapat berupa asap dari limbah pabrik, kendaraan bermotor, rokok, serta pembakaran sampah dan hutan.

Asap rokok merupakan sumber polusi berbahaya di dalam rumah yang dapat meningkatkan risiko terjadinya alergi dan asma. Dampaknya pun sangat dirasakan oleh bayi dan anak-anak dengan gejala berupa bersin, hidung berair, dan sering batuk pilek.

 BACA JUGA:Sekitar 1 Kilometer dari Pusat Alun-Alun Purbalingga, Nikmati Kuliner Unik Khas Panginyongan!

Mengatasi alergi melibatkan berbagai langkah, tergantung pada jenis alergi yang Anda alami dan seberapa parah reaksi alerginya. Berikut adalah beberapa langkah umum yang dapat membantu mengatasi alergi:

 

1. Identifikasi Pemicu Alergi

Langkah pertama adalah mengidentifikasi apa yang menyebabkan reaksi alergi. Ini dapat melibatkan pengamatan terhadap pola makan, lingkungan, atau aktivitas Anda sebelum gejala alergi muncul.

 

2.Hindari Pemicu Alergi

Setelah Anda mengidentifikasi pemicu alergi, usahakan untuk menghindari paparan terhadap pemicu tersebut. Misalnya, jika Anda alergi terhadap serbuk sari, hindari berada di dekat tumbuhan yang melepaskan serbuk sari saat musim berbunga.

 

3. Obat Alergi

Untuk mengurangi gejala alergi, Anda bisa menggunakan obat antihistamin yang diresepkan oleh dokter atau yang dijual bebas. Antihistamin membantu mengurangi reaksi alergi seperti gatal, ruam, dan pilek.

 

4. Desensitisasi Alergen

Pada beberapa kasus alergi tertentu, seperti alergi makanan atau alergi serbuk sari, terapi desensitisasi mungkin dilakukan. Ini melibatkan pemberian alergen dalam jumlah yang sangat kecil secara bertahap untuk membantu tubuh membangun kekebalan terhadap alergen tersebut.

 BACA JUGA:Pagerbarang Tegal Diterjang Angin Puting Beliung

5. Menggunakan Epinefrin (Adrenalin)

Jika Anda memiliki reaksi alergi parah yang dapat menyebabkan anafilaksis, dokter mungkin akan meresepkan epinefrin (adrenalin) untuk digunakan dalam keadaan darurat.

 

6. Konsultasi dengan Dokter Alergi/Imunologi

Jika Anda mengalami alergi yang parah atau terus-menerus, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter alergi atau imunologi. Mereka dapat membantu mendiagnosis dan merencanakan pengelolaan alergi yang tepat untuk Anda.

 

7. Meningkatkan Kebersihan Lingkungan

Jika alergi Anda terkait dengan alergen rumah seperti tungau debu atau bulu hewan peliharaan, menjaga kebersihan lingkungan dapat membantu mengurangi paparan alergen.

 

8. Makanan Sehat dan Gizi Seimbang

Meningkatkan sistem kekebalan tubuh melalui pola makan sehat dapat membantu mengurangi risiko reaksi alergi.

 

9. Menjaga Kesehatan Tubuh

Gaya hidup sehat, termasuk tidur cukup, berolahraga, dan mengurangi stres, dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh dalam kondisi optimal.

 

10. Pengobatan Komplementer

Beberapa orang menemukan bantuan dari pengobatan komplementer seperti akupunktur, akupresur, atau terapi herbal. Namun, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mencoba pengobatan ini.

 

Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki kondisi alergi yang unik, jadi sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum melakukan perubahan signifikan dalam pengelolaan alergi Anda.

Kategori :