DISWAY JOGJA - Salah satu tempat wisata yang wajib anda kunjungi adalah tempat wisata yang ada di Jawa Tengah, tepatnya berada di kabupaten magelang, Dimagelang terdapat wisata alam yang sangat menarik dan unik.
Ada beberapa obyek wisata di Magelang yang menjadi primadona seperti wisata alam, wisata pantai, dan masih banyak lagi yang mungkin belum banyak diketahui orang.
Salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi saat liburan ini adalah Candi Asu Sengi peninggalan Mataram Kuno dari Dinasti Sanjaya (Hindu Mataram).
Candi ini terletak di lereng barat Gunung Merapi, di tepi Sungai Tlingsing Pabelan, di Dusun Candi Pos, Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Atau sekitar 25 km sebelah timur laut candi Borobudur.
Candi Asu dibangun ketika abad ke-9, Pada saat Mataram Kuno diperintah oleh Raja Dyah Lokapala atau Rakai Kayuwangi.
BACA JUGA: Surga Terindah Ke 2 Yang Tersembunyi Di Indonesia, Belum Banyak Orang Tau!
Nama candi asu ini sering menimbulkan pertanyaan karena kata bahasa Jawa asu berarti anjing, terkadang digunakan sebagai kata yang kurang baik/kasar.
“Nama Candi Asu Sengi sebenarnya diberikan oleh masyarakat sekitar saat Candi ini pertama kali ditemukan. Nama sebenarnya (saat dibangun) tidak diketahui secara pasti.
Dinamakan candi Asu karena pada saat pertama kali ditemukan terdapat arca Lembu Nandhi yang bentuknya sudah rusak dan lebih mirip Asu (Anjing dalam bahasa Jawa) dan Sengi adalah nama desa tempat candi tersebut berada, sehingga penduduk setempat menyebutnya Candi Asu Sengi," menurut direktur Candi Asu pada hari Jumat.
Selain itu, pada hari jumat dikatakan bahwa jumlah wisatawan yang datang ke Candi Asu juga sudah mulai meningkat.
“Mereka biasanya datang dari luar Magelang bahkan dari luar negeri seperti Prancis, Jerman, dll, bahkan tanpa tiket masuk atau gratis, mungkin cukup bayar parkir saja,” lanjutnya.
Kepala Desa Sengi yakni ibu Sureni Risyanta menambahkan, untuk mendongkrak promosi Candi Asu, pihaknya bersama masyarakat berencana menggelar beberapa acara di sekitar Candi Asu.
“Kata Sengi berasal dari sere Wangi atau pohon sere, sekarang di pinggir jalan desa Sengi juga sudah mulai tumbuh serai yang merupakan simbol dari desa Sengi.
Ini juga termasuk upaya kami untuk mempromosikan Desa dan Candi Sengi yang ada, selain itu, kami mengadakan acara Rejeban (Rajab) tahunan, yang kini juga dapat menjadi daya tarik wisatawan di samping festival tumpeng, ”kata Sureni.
Ibu Sureni berharap jumlah wisatawan yang berkunjung ke Candi Asu bisa terus bertambah setiap harinya.