Okupansi Hotel di Jogja Mulai Naik, PHRI DIY: Liburan Akhir Tahun Diprediksi Membludak

Sabtu 29-10-2022,07:56 WIB
Editor : Imron Rosadi

YOGYAKARTA, DISWAYJOGJA.ID - Selama libur panjang akhir tahun mendatang, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bakal ramai dikunjungi wisatawan.

Hotel-hotel di Jogja Istimewa pun akan merasakan dampak positifnya, di mana okupansi atau tingkat keterisian kamar diprediksi meningkat.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranawa Eryana mengungkapkan bahwa telah terjadi kenaikan okupansi dan reservasi hotel pada libur akhir tahun hingga 80 persen.

BACA JUGA:Hotel di Jogja Tolak Pasal Perzinahan, PHRI DIY: Turis Tanpa Ikatan Pernikahan Bisa Dipidana Hingga Denda

Hotel-hotel akan berusaha terus menggenjot keterisian kamarnya hingga akhir tahun.

Menurut dia, tingkat okupansi dan reservasi hotel yang terus membaik disebabkan berbagai faktor, seperti banyaknya event yang digelar di Yogyakarta.

“Hal itu mendukung tingkat kunjungan wisata dan hunian hotel, termasuk restoran,” ujar Deddy.

Meskipun sempat mengalami penurunan pada September pascakenaikan harga bahan bakar minyak, tetapi, kata Deddy, kondisinya saat ini sudah mulai pulih.

BACA JUGA:PHRI Meminta Relaksasi SLF ke Pemda DIY, Deddy: Kami Tidak Mengemis, Tetapi Mohon Pengertian

Okupansi yang semula sekitar 50 persen sempat turun menjadi 30 persen. Namun, tingkat okupansi hotel pada bulan ini sudah kembali membaik yaitu rata-rata sekitar 70-80 persen dan reservasi pada November sekitar 60 persen.

“Tren kenaikan hingga akhir 2022 ini cukup baik, tetapi kami juga tetap harus waspada dengan proyeksi ekonomi pada 2023 yang disebut mengalami resesi global. Kami masih wait and see,” katanya.

Pada Januari 2023, PHRI DIY juga mencatat reservasi sekitar 30-40 persen.

“Awal tahun adalah masa-masa yang rawan, terlebih daya beli masyarakat juga belum sepenuhnya pulih,” katanya.

BACA JUGA:Kenaikan Harga BBM Bikin Okupansi Hotel di Jogja Turun, Haruskah Tarif Hotel Naik?

Oleh karena itu, lanjut Deddy, PHRI DIY akan menempuh berbagai strategi seperti promosi untuk menjaga pasar.

“Potensi pasar yang cukup bisa dipertahankan adalah pemerintah dan swasta. Meskipun pada tahun depan pemerintah juga lebih mengencangkan ikat pinggang untuk penganggaran,” katanya.

Hingga saat ini, PHRI DIY masih menerapkan tarif sesuai publish rate yang dikeluarkan pada 2019 atau sebelum pandemi Covid-19 dan belum menaikkan harga karena menyesuaikan dengan daya beli masyarakat yang belum pulih. (*)

Kategori :