Gagal Ginjal Akut Serang 13 Anak di Jogja, Pemprov DIY Minta Bantuan Perguruan Tinggi
Kamis 20-10-2022,08:39 WIB
Editor : Imron Rosadi
YOGYAKARTA, DISWAYJOGJA.ID - Kasus gagal ginjal anak merebak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Saat ini tercatat sudah ada 13 kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak. Lima di antaranya meninggal dunia, dan enam orang masih dirawat di RSUP Sardjito.
Berbagai upaya pun dilakukan Pemerintah DIY, salah satunya meminta bantuan perguruan tinggi untuk turut mencari penyebab gagal ginjal pada anak.
BACA JUGA:Bantaran Sungai Winongo Yogyakarta Longsor, 1 Rumah Rusak dan Mengancam 2 Lainnya
Sekretaris DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, pemerintah daerah juga akan menggandeng rumah sakit dan laboratorium untuk turut meneliti gagal ginjal akut tersebut.
"Apakah ini hanya kasus saja atau ada sesuatu yang perlu kami lakukan ke depan, misalnya imunisasi," katanya, Rabu 19 Oktober 2022.
Aji menuturkan, perlu analisis serius pada kasus ini karena tiga di antara penderita gagal ginjal juga dinyatakan suspek Covid-19.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DIY gagal ginjal akut akhir-akhir ini menyerang anak usia tujuh bulan hingga 13 tahun.
BACA JUGA:UMK Kota Yogyakarta Segera Dihitung, Tunggu Hasil Survei BPS
"Perlu segera kami ketahui agar tidak bertambah lagi, apalagi kasusnya mulai banyak di Indonesia. Saya kira angka 13 tidak sedikit, itu angka yang besar," kata Aji.
Terlebih lagi, ke-13 anak itu sebelumnya tidak memiliki riwayat gagal ginjal bawaan.
Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie mengatakan kasus gagal ginjal akut secara umum gejalanya mengalami diare, mual, muntah, demam atau tanpa demam selama tiga sampai lima hari, batuk, pilek, serta volume urine yang makin sedikit.
Apabila sejumlah gejala tersebut terjadi pada anak, ia meminta untuk segera memeriksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
BACA JUGA:Kemenag Jogja Akan Sosialisasikan PMA Pencegahan Kekerasan Seksual ke Pesantren dan Madrasah
"Ada gejala demam atau tidak ada demam, kemudian mual, muntah, diare, anak mengeluh kencingnya susah, air kencingnya kok berwarna keruh. Nah, itu juga menjadi salah satu indikator. Jika sudah seperti itu, tidak usah ambil risiko, segera bawa ke fasyankes," kata dia.
Terkait imbauan Kementerian Kesehatan RI agar masyarakat untuk sementara tidak memberikan obat sirup yang mengandung parasetamol pada anak, Pembajun mengatakan jika hal tersebut memang imbauan dari pusat dan harus dipatuhi. (*)
Kategori :