Berita Duka, Sang Maestro Ketoprak Bondan Nusantara Wafat

Rabu 20-04-2022,23:32 WIB
Editor : Imron Rosadi

JOGJAKARTA (Disway Jogja) - Bondan Nusantara seniman dan budayawan yang konsisten mengawal lestarinya seni ketoprak di Jogjakarta, Rabu (20/4/2022) wafat. Dikabarkan, Bondan meninggal saat sedang tidur siang.

"Nggih mas, bapak meninggal. Tadi tidur siang. Tapi saat saya bangunkan Ternyata beliau sudah seda (meninggal)," ujar seorang wartawan yang dekat dengan keluarga Bondan saat mengkonfirmasi kabar duka ini ke Nano Asmorondono.

Nano mengaku telah menghubungi Kokok putra Bondan Nusantara.

Saat menerima konfirmasi dari wartawan, Nano tak lupa memintakan maaf almarhum apabila semasa hidupnya dan bergaul dengan awak media ada kesalahan.

"Dibangunkan sudah tidak bangun lagi. Tanpa sakit. Kematian yang sangat indah. Mohon doanya semoga Gusti mberkahi," lanjut Nano.

Sejak berita ini ditulis, belum ada informasi pasti almarhum Bondan Nusantara akan dimakamkan kapan dan di mana.

Bagi masyarakat di DIY, Bondan dikenal luas sebagai sosok yang konsisten nguri uri seni pertunjukkan ketoprak.

Semenjak lulus SMP tahun 1970, Bondan Nusantara sudah aktif mengikuti kethoprak keliling Dahono Mataram. Bakatnya diturunkan dari ibunya yang menjadi pemain kethoprak legendaris.

Bondan belajar menulis naskah kethoprak dari Handung Kussudarsana pada tahun 1980. Naskahnya telah dimainkan dan disiarkan di beberapa radio di Yogyakarta, di antaranya di Rasia Lima, Retjo Buntung, dan MBS Kotagede. Dia juga menulis naskah kethoprak sandiwara di TVRI sampai dengan 1999.

Selain menekuni dunia kethoprak, Bondan pernah bekerja sebagai wartawan di harian Kedaulatan Rakyat (1980-1990) dan harian Berita Nasional (1991-1998). Belakangan, ia menjadi sutradara dan penulis naskah untuk Komunitas Seni Dagelan Mataram Baru.

Menurut pria kelahiran Yogyakarta, 6 Oktober 1952 ini, tidak mungkin kethoprak bisa hidup bila tetap mempertahankan pakem seperti dulu. Jika ada lembaga seni yang memberi dana ke kelompok kethoprak agar bermain sesuai pakem, sama halnya membunuh kethoprak itu sendiri. Atas dasar pandangan semacam itu, ia berani membuat konsep pementasan Kethoprak Plesetan Sapta Mandala Kodam VII Diponegoro pada tahun 1991.

Kemampuan dan pengalaman Bondan dalam dunia seni pertunjukan tidak diragukan lagi. Prestasi serta penghargaan pernah diraihnya, di antaranya sebagai Aktor Terbaik Festival Kethoprak se-DIY (1983); Sutradara Terbaik Festival Kethoprak antar Dati II se-DIY (1984-1986); Sutradara Terbaik Festival Pertujukan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta (1987); Juara III Penulisan Cerpen Bahasa Jawa se-Jawa Timur (1993). Berbagai penghargaan juga dia peroleh dari Sri Paduka Paku Alam VII; dari Sri Sultan Hamengkubuwono X; dan dari berbagai instansi seni lainnya. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait