Menyelami Tradisi Sleman, Dari Simbol Budaya hingga Magnet Wisata yang Tersembunyi
Tari tradisional Sleman menjadi salah satu daya tarik budaya yang terus dilestarikan dan dikembangkan sebagai magnet wisata.--Foto: HO - Humas Pemkab Sleman
SLEMAN, diswayjogja.id - Tradisi yang telah lama hidup di masyarakat Sleman ternyata menyimpan makna yang lebih dalam daripada sekadar tampilan visualnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Sleman, Ishadi Zayid, menekankan pentingnya memahami filosofi di balik tradisi agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Dia sedang mencari nilai filosofi yang terkandung di dalam tradisi tersebut. Nah, filosofi inilah yang kemudian akan diimplementasikan,” katanya, Minggu (23/11/2025).
Menurutnya, sering kali orang hanya melihat wujud visual tradisi tanpa memahami makna yang tersimpan di baliknya.
“Jika tradisi itu dikaitkan dengan agama, mungkin ada pemahaman yang berbeda-beda sesuai keyakinan seseorang. Tetapi jika filosofi yang dibaca, bukan sekadar wujudnya, maka akan terlihat bahwa tradisi itu merupakan ungkapan doa, rasa suku, dan permohonan agar ke depan diberikan hasil yang lebih baik,” jelasnya.
Ia menambahkan ini adalah doa yang tersimpan dalam simbolisasi budaya.
BACA JUGA : Seribu Penari Gerakkan Lereng Merapi, Festival Budaya Hargobinangun Banjir Ribuan Pengunjung
BACA JUGA : Renovasi Hotel Cagar Budaya di Malioboro Masuk Tahap Akhir, Sri Sultan Ingatkan Kualitas Detail
"Dengan pemahaman seperti ini, tanpa harus memaksakan kepercayaan tertentu, budaya dan filosofi saling menguatkan. Secara edukatif, budaya tidak hanya dilestarikan, tetapi juga dipahami maknanya," ujarnya.
Ia menekankan bahwa pengembangan budaya yang tepat bisa menarik minat wisatawan sekaligus memperkuat ekonomi lokal.
“Terakhir, budaya dapat menjadi faktor penguat pariwisata. Misalnya di Bali, banyak orang datang hanya untuk melihat kesenian tradisional seperti tari-tarian atau upacara tertentu. Faktor kebudayaan ini menjadi daya tarik yang kuat dan memperkuat estimasi pariwisata," ucapnya.
Ia menambahkan, pendekatan budaya tidak selalu kaku.
“Di Jakarta, tema kegiatan biasanya mengikuti tren global, namun tetap mengedepankan tradisi. Ini menunjukkan bahwa budaya bisa relevan di berbagai konteks modern tanpa kehilangan identitasnya," tuturnya.
Menurutnya, memahami filosofi dan nilai di balik budaya penting agar wisatawan tidak hanya menikmati visual, tetapi juga menangkap makna yang tersimpan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: