Cegah Kasus Pembuangan Bayi di Yogyakarta, Dinsos DIY Perkuat Edukasi dan Pengawasan

Cegah Kasus Pembuangan Bayi di Yogyakarta, Dinsos DIY Perkuat Edukasi dan Pengawasan

Kepolisian memasang police line di sebuah rumah Dusun Sawahan Lor, Kalurahan Wedomartani, Kapanewon Ngemplak, Sleman, usai digegerkan oleh penemuan bayi laki-laki yang ditinggalkan di dalam kardus, Minggu (26/10/2025) sekitar pukul 05.30 WIB.--Dok. Polresta Sleman

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta (Dinsos DIY) memperkuat upaya edukasi dan pengawasan sosial untuk mencegah meningkatnya kasus pembuangan bayi di wilayah Yogyakarta.

Upaya ini dilakukan melalui kerja sama lintas sektor antara pemerintah daerah, perangkat desa, praktisi sosial, serta lembaga pendidikan, menyusul adanya kasus temuan bayi dalam pekan sebelumnya di Sleman. 

Kepala Dinsos DIY, Endang Patmintarsih, menegaskan bahwa langkah utama yang selalu dilakukan dalam setiap kasus penemuan bayi adalah memberikan perlindungan segera terhadap bayi tersebut. 

Setelah itu, pihak kepolisian setempat akan melaporkan temuan tersebut kepada dinas sosial untuk tindak lanjut perlindungan dan pendampingan.

BACA JUGA : Bayi Ditinggalkan dalam Kardus di Sleman, Ada Surat dari Orang Tua yang Mengaku Kesulitan Ekonomi

BACA JUGA : Miris, Bayi Perempuan Baru Lahir Ditinggalkan di Dalam Kotak Styrofoam di Sleman

“Ketika ada kejadian seperti ini, langkah pertama tetap harus melapor ke pihak berwajib, entah polsek atau polres setempat. Setelah itu baru dilaporkan ke Dinas Sosial setempat supaya bayi segera mendapatkan perlindungan. Bisa juga langsung dilaporkan ke Dinas Sosial Provinsi, tapi yang utama itu bayi harus segera ditangani,” ujar Endang, Selasa (28/10/2025).

Menurut Endang, dalam beberapa bulan terakhir, kasus pembuangan bayi di wilayah DIY mengalami peningkatan. Faktor sosial, ekonomi, dan pergaulan bebas menjadi penyebab utama, terutama di kalangan mahasiswa perantau yang jauh dari keluarga.

“Banyak kasus yang kami tangani melibatkan mahasiswa dari luar daerah. Mereka takut, panik, atau malu, sehingga memilih langkah yang salah. Saya justru senang kalau bayi itu diserahkan ke kami, bukan dibuang. Sekarang sudah banyak yang datang ke Dinsos untuk meminta perlindungan. Kami terus sampaikan ke masyarakat, jangan dibuang, itu nyawa. Dia tidak bersalah,” tutur Endang.

Lebih lanjut, Dinsos DIY terus menggencarkan edukasi kepada masyarakat untuk membangun kesadaran kolektif dalam mencegah peristiwa serupa. Edukasi tersebut dilakukan melalui sosialisasi langsung ke masyarakat, kampanye di media sosial, dan kolaborasi dengan DPRD serta perangkat desa di seluruh kabupaten/kota.

BACA JUGA : Tragis, Mayat Bayi Laki-laki Ditemukan dalam Ember Hitam di Bawah Pohon Beringin Sleman

BACA JUGA : Istimewa!! RSUD Brebes Lahirkan Tiga Bayi Mungil Saat HUT Kemerdekaan RI ke 80

Endang menjelaskan, pendekatan edukatif ini mencakup penanaman nilai-nilai sosial, budaya, dan agama dalam membina keluarga, serta memperkuat pengawasan lingkungan, terutama di kawasan tempat kos mahasiswa yang menjadi lokasi rawan terjadinya kasus serupa.

“Kami mengedukasi masyarakat lewat berbagai cara, baik media sosial, turun langsung ke lapangan, maupun kerja sama dengan perangkat desa. Kita ingin melindungi dua-duanya, bayi dan ibunya. Karena dua-duanya bermasalah, dan kita harus pastikan keduanya aman,” tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: