Mengulas Kelezatan Legendaris RM Rico, Chef Dari Hotel Berbintang Kamu Wajib Cobain Cita Rasa Khas Nusantara
RM Rico--
diswayjogja.id - Di tengah keramaian dan modernitas kota, terkadang kita menemukan permata tersembunyi yang menyimpan cerita dan cita rasa yang tak lekang oleh waktu. Sebuah rumah makan sederhana, bahkan terkesan tua, mungkin tidak menarik perhatian banyak orang pada pandangan pertama. Namun, di balik fasad yang biasa saja, sering kali tersimpan keajaiban kuliner yang menunggu untuk ditemukan. Hal ini berlaku sempurna untuk RM Rico, sebuah rumah makan legendaris di Tangerang yang menawarkan hidangan Tionghoa otentik dengan resep rahasia dari seorang mantan koki hotel berbintang.
RM Rico bukan seperti restoran pada umumnya yang menonjolkan kemewahan atau desain interior yang modern. Lokasinya yang terbilang tersembunyi di Jalan Bukit Barisan, Serua, Tangerang, mungkin membuat pengunjung baru sedikit bingung. Tanpa papan nama yang mencolok, bangunan ini terlihat seperti rumah tua biasa, namun dari sinilah keajaiban dimulai. Begitu melangkah masuk dan mencicipi hidangannya, keraguan awal akan sirna, digantikan oleh kekaguman akan cita rasa yang luar biasa. Rahasia di balik kelezatan ini adalah pemiliknya, Bapak Arpah, seorang koki berpengalaman yang telah mengabdikan hidupnya di dunia kuliner.
Kisah di balik berdirinya RM Rico adalah cerminan dari sebuah perjuangan dan dedikasi. Bapak Arpah, yang kini memasuki usia senja, masih terlihat gagah saat meracik bumbu di dapurnya. Keahlian memasaknya bukanlah hasil kursus instan, melainkan buah dari pengalaman panjangnya sebagai koki di Hotel Indonesia, salah satu hotel berbintang lima pertama di Jakarta yang penuh sejarah. Kariernya di hotel tersebut dimulai pada tahun 1962 sebagai pencuci piring. Sebuah kesempatan tak terduga, di mana seorang koki tidak hadir, memberinya kesempatan untuk menunjukkan bakat tersembunyi yang ia pelajari hanya dengan mengamati.
Pengalaman bekerja di Hotel Indonesia di bawah bimbingan seorang koki keturunan Tionghoa membuat Bapak Arpah piawai dalam meracik hidangan Oriental. Ia bahkan menjadi bagian dari sejarah penting Hotel Indonesia, salah satu dari sedikit orang yang sudah menggerakkan dapur hotel tersebut sejak tahun pertama didirikan oleh Presiden Soekarno untuk menyambut delegasi Asian Games ke-4.
BACA JUGA : Pilihan Destinasi Tempat Makanan Khas Bojonegoro Paling Lezat, Kaya Cita Rasa Unik Dijamin Bikin Nagih
BACA JUGA : Wajib Icip 8 Makanan Legendaris Khas Magetan, Karena Punya Tampilan dan Cita Rasa Unik
Perjuangan dan Kelahiran Sebuah Warisan Kuliner
Perjalanan Bapak Arpah tidak selalu mulus. Gejolak politik dan finansial negara yang tidak stabil di masa lalu memaksanya untuk meninggalkan Hotel Indonesia. Dengan pesangon sebesar Rp 100.000, sebuah jumlah yang sangat besar di masa itu, ia memutuskan untuk membeli sebidang sawah seluas 1.200 meter persegi di Tangerang. Namun, hasil panen yang kurang memuaskan mendorongnya untuk mengambil keputusan besar: menjual sebagian lahannya dan mendirikan sebuah rumah makan.
Pada tahun 1984, RM Rico resmi berdiri. Sejak awal hingga kini, Bapak Arpah mengelola rumah makannya sendiri, dibantu oleh anaknya, Rico, dan beberapa pekerja yang membantunya memasak dan melayani pelanggan.
Meski operasionalnya sederhana, kualitas dan cita rasa yang ditawarkan tidak bisa diremehkan. Rumah makan ini hanya mengandalkan spanduk besar yang ditempel di atas pintu dapur untuk menampilkan menu dan harganya, sebuah ciri khas yang menambah kesan otentik dan bersahaja.
Mie Goreng dan Fuyunghai: Menu Andalan yang Wajib Dicoba
Mie goreng seharga Rp 35.000 per porsi ini disajikan dalam porsi yang sangat melimpah, bahkan bisa dinikmati oleh dua hingga tiga orang. Meskipun aroma asapnya tidak terlalu kuat, rasa bumbunya langsung terasa sejak suapan pertama, memenuhi mulut dengan kelezatan yang khas.
BACA JUGA : Rugi Kalau Tidak Coba, Ini 6 Kuliner Khas Malang Paling Enak dan Terkenal
BACA JUGA : Rekomendasi Tempat Makan Daging Asap Lezat di Jogja, Wajib Coba Dijamin Ngiler dan Puas
Sementara itu, fuyunghai seharga Rp 45.000 menjadi menu andalan berikutnya. Hidangan ini terdiri dari dua buah fuyunghai berukuran sedang yang tebal, disajikan dengan saus yang melimpah. Yang membedakan fuyunghai di RM Rico adalah komposisi yang seimbang antara tepung, sayuran, dan telur, menjadikannya tidak setebal fuyunghai di tempat lain. Saus pelengkapnya memiliki kekentalan yang pas dan tidak terlalu kental, dengan rasa manis, gurih, dan sedikit asam dari tomat yang khas, serta sentuhan tipis rasa bawang putih yang terasa di lidah.
Bistik Ayam dan Udang Kuluyuk: Cita Rasa Tionghoa Klasik
Setiap porsi makanan di RM Rico disajikan dalam jumlah yang sangat banyak, bisa dinikmati hingga tiga sampai empat orang sekaligus, terutama jika dipadukan dengan nasi putih hangat. Dua menu lain yang tidak boleh dilewatkan adalah Bistik Ayam dan Udang Kuluyuk, yang masing-masing dibanderol seharga Rp 45.000. Kedua hidangan ini memiliki ciri khas yang sama, yaitu saus yang kaya rasa dan lezat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: