Peringati Maulid Nabi Muhammad, Keraton Yogyakarta Gelar Rangkaian Hajad Dalem Sekaten

Peringati Maulid Nabi Muhammad, Keraton Yogyakarta Gelar Rangkaian Hajad Dalem Sekaten

Raja Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X, berjalan di halaman Masjid Gedhe menuju ke sisi selatan untuk melakukan prosesi jejak banon atau jejak benteng (menjejak tumpukan bata yang melekat pada benteng), pada Kamis (4/9/2025) --Dok. Pemda DIY

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat melaksanakan rangkaian peringatan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan menggelar Hajad Dalem Sekaten. 

Perayaannya diawali sejak Jumat (29/08/2025) atau 5 Mulud Dal 1959 hingga Jumat (05/09/2025) atau 12 Mulud Dal 1959 (12 Rabiulawal 1447 H).

Keraton Yogyakarta mengeluarkan dua perangkat Gamelan Kanjeng Kiai Sekati yakni Kanjeng Kiai (KK) Gunturmadu dan KK Nagawilaga dari dalam keraton. 

Kedua perangkat gamelan ini diletakkan di Pagongan Masjid Gedhe dan akan ditabuh selama kurun waktu tersebut, prosesi inilah yang kemudian dinamakan dengan Sekaten.

BACA JUGA : Kraton Ngayogyakarta Gelar Labuhan Parangkusumo, Wujud Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa

BACA JUGA : KHP Datu Dana Suyasa, Lembaga Setingkat Kementrian di Kraton Yogyakarta Mengurusi Penataan Tanah dan Bangunan

Bertepatan dengan Tahun Dal, terdapat beberapa perbedaan dengan prosesi Hajad Dalem Sekaten tahun-tahun sebelumnya, diantaranya akan ada Pareden Gunungan Brama yang secara khusus diperuntukkan untuk Sri Sultan, keluarga, dan Sentana Dalem. 

Selain itu, usai mendengarkan pembacaan Riwayat Nabi Muhammad SAW, Sri Sultan Hamengku Buwono X akan Jengkar (kembali ke Kedhaton) dengan prosesi Jejak Banon (menjejak tumpukan bata) melalui pintu butulan sisi selatan Kagungan Dalem Masjid Gedhe.

Koordinator Rangkaian Prosesi Garebeg Mulud Dal 1959, KRT Kusumonegoro, mengatakan Sekaten merupakan Hajad Dalem yang hingga saat ini rutin dilaksanakan Keraton Yogyakarta dari tanggal 5 sampai dengan tanggal 12 Mulud (Rabi’ul Awal). 

Sekaten diselenggarakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ada pendapat yang menyatakan bahwa Sekaten berasal dari kata “sekati”. 

BACA JUGA : Tradisi Nyadhong Masa Sri Sultan HB VII Warnai Grebeg Besar 2025

BACA JUGA : Upacara Tradisi Numplak Wajik, Prosesi Awal Keraton Yogyakarta Sambut Grebeg

Sekati merupakan seperangkat gangsa (gamelan) yang diyakini berasal dari Majapahit yang kemudian dimiliki oleh Kerajaan Demak dan dibunyikan selama pelaksanaan Sekaten. 

Pendapat lain menyatakan bahwa Sekaten berasal dari kata “syahadatain” yang merupakan kalimat pengakuan untuk memeluk agama Islam.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait