Diklaim Bisa Kelola 60 Ton Sampah, Pemkab Sleman Targetkan Operasional TPST Donokerto Mulai Juni 2025

Diklaim Bisa Kelola 60 Ton Sampah, Pemkab Sleman Targetkan Operasional TPST Donokerto Mulai Juni 2025

Pemkab Sleman targetkan operasional TPST Donokerto mulai Juni 2025-Foto by Portal Jogja-

JOGJA, diswayjogja.id - Pemerintah Kabupaten Sleman menargetkan pada bulan Juni 2025 dapat mengoperasikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Donokerto, Turi.

Sejauh ini, bangunan hanggar sudah terbangun. Tinggal menunggu pengadaan alat dan mesin yang rencananya berkapasitas tiga modul. Jumlah tersebut diharapkan mampu mengolah sampah hingga 60 ton per hari.

"(TPST Donokerto) Juni 2025 target operasional. (Kapasitas pengolahan) 60 ton sampah per hari," kata Kepala DLH Kabupaten Sleman, Epiphana Kristiyani, Jumat (17/1/2025) kemarin. 

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menargetkan pada bulan Juni 2025 dapat mengoperasikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Donokerto, Turi.

Menurut dia, pengadaan peralatan mesin akan dilakukan pada tahun ini. Sistem pengadaan tidak lelang melainkan menggunakan e-katalog.

BACA JUGA : Belajar Banyak Budaya Baru, Mahasiswa UIC College Lakukan Kunjungan ke Keraton Yogyakarta

BACA JUGA : Jalur Fungsional Tol Jogja-Solo Ruas Klaten-Prambanan Zero Accident, Dilewati Hampir 260 Ribu Kendaraan

Pasang Reaktor Pengendali Bau

TPST Donokerto juga bakal dipasang reaktor pengendali bau, serupa seperti di TPST Sendangsari. Hal ini untuk memastikan tempat pengolahan sampah berjalan lancar tanpa menimbulkan bau di masyarakat. 

Adapun disinggung sampah dari wilayah mana yang bakal diolah di TPST Donokerto tersebut, Epi masih enggan menyampaikan. Ia meminta agar menunggu sampai nanti mulai operasional.

"Sampah dari mana, saya tidak mau bilang sekarang. Setelah operasional saja saya jawab. Sekarang saya harus rencanakan dulu, agar tidak meleset," katanya.

Volume Timbulan Sampah di Sleman

Sekadar informasi, volume timbulan sampah di Sleman mencapai 601 ton per hari. Gambaran wilayah Sleman 43 persen merupakan daerah urban dan sisanya berupa pedesaan.

BACA JUGA : Warga Terdampak Bencana Cuaca Ekstrem di Yogyakarta Terima Bantuan Rehabilitasi

BACA JUGA : Warga Terdampak Bencana Cuaca Ekstrem di Yogyakarta Terima Bantuan Rehabilitasi

Penanganan sampah di pedesaan mayoritas secara mandiri sudah ditangani masyarakat dengan membuat jugangan atau lubang sampah. Kemudian untuk pakan ternak maupun pupuk tanaman yang dimiliki serta sebagian dibakar.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: jogja.tribunnews.com