Pemkot Yogyakarta Siapkan Status Siaga Darurat Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi

Pemkot Yogyakarta Siapkan Status Siaga Darurat Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi

Papan reklame ambruk di kawasan Wirobrajan, Kota Yogyakarta, Jumat (31/10/2025) siang, saat hujan deras disertai angin melanda sejumlah kawasan Kota Yogyakarta dan sekitarnya.--dok. BPBD YK

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang meningkat seiring datangnya musim penghujan. 

Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, saat ini tengah disusun Keputusan Wali Kota (Kepwal) tentang Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi, yang kini memasuki tahap pembahasan di Bagian Hukum Setda Kota Yogyakarta.

Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Yogyakarta, Darmanto, menjelaskan bahwa penetapan status siaga darurat merupakan langkah penting untuk meningkatkan kewaspadaan serta mempercepat respon penanganan di lapangan.

“Dengan penetapan status siaga darurat, penanganan bencana dapat dilakukan secara lebih cepat, efektif, dan terkoordinasi, sehingga dampak terhadap masyarakat dan infrastruktur kota dapat diminimalkan,” ungkap Darmanto, Senin (3/11/2025).

BACA JUGA : 169 Kampung Tangguh Bencana di Yogyakarta Siaga Hadapi Cuaca Ekstrem 2025

BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Siagakan Tim Reaksi Cepat Mas Jos, Inovasi Penanganan Sampah Kota

Sebelumnya, BPBD Kota Yogyakarta telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 100.3.4.4/1155 tentang Kesiapsiagaan Menghadapi Potensi Cuaca Ekstrem pada September 2025.

Surat tersebut ditujukan kepada seluruh perangkat daerah dan relawan Kampung Tangguh Bencana (KTB) agar meningkatkan kewaspadaan terhadap hujan lebat, angin kencang, dan potensi tanah longsor.

“Dalam SE tersebut kami meminta masyarakat menjaga kebersihan saluran air, memangkas pohon rawan tumbang, serta memastikan atap rumah dalam kondisi kuat. Kami juga mendorong relawan KTB untuk menyiapkan jalur evakuasi dan titik kumpul di wilayahnya,” jelas Darmanto.

Berdasarkan hasil pendataan BPBD selama bulan Oktober, tercatat 20 rumah rusak atau roboh, 22 pohon tumbang, 11 lokasi dahan patah, 4 kendaraan terdampak, serta 10 titik akses jalan terganggu. 

BACA JUGA : Sleman Siaga Musim Hujan, 3.700 Relawan Disiapkan Lewat Program Kalurahan Tangguh Bencana

BACA JUGA :  BPBD DIY Lakukan Pemetaan Wilayah Rawan, Waspadai Potensi Bencana Hidrometeorologi

Selain itu, ditemukan 2 baliho roboh, 5 jaringan listrik terputus, dan 2 jaringan telepon terganggu.

“Dari kejadian tersebut, dua orang dilaporkan menjadi korban tertimpa papan nama,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait