Pelajar di Sleman Alami Kecemasan dan Depresi, LAKI dan Rumpun Nurani Usung Program Kesehatan Mental

Pelajar di Sleman Alami Kecemasan dan Depresi, LAKI dan Rumpun Nurani Usung Program Kesehatan Mental

Lembaga Advokasi Keluarga Indonesia (LAKI) dan Yayasan Rumpun Nurani, mengampanyekan Program School-based Mental Health Indonesia (SBMH) bagi para pelajar di DIY. --Foto: Anam AK/diswayjogja.id

SLEMAN, diswayjogja.id - Sebanyak 825 siswa di dua sekolah Kabupaten Sleman ditemukan indikasi mengalami kecemasan dan depresi pada tingkat yang sedang hingga tinggi.

Temuan tersebut berdasarkan screening awal oleh tim peneliti dari Lembaga Advokasi Keluarga Indonesia (LAKI) dan Yayasan Rumpun Nurani, dalam kurun waktu dua tahun terakhir. 

Project Leader, Rennta Chrisdiana, mengungkapkan pihaknya memiliki Program School-based Mental Health Indonesia (SBMH) di mana mempresentasikan urgensi peningkatan kesehatan mental bagi remaja. 

Menurutnya, permasalahan terbesar yang dihadapi oleh siswa meliputi masalah keluarga, personal, hingga akademik. 

BACA JUGA : Lewat Film Pendek Serenada, LAKI dan Rumpun Nurani Ajak Generasi Muda Perbaiki Kesehatan Mental

BACA JUGA : Atasi Masalah Mental Anak, Pemkot Yogyakarta Akan Tambah 4 Sekolah Sehat Jiwa

"Guru dan orang tua merasa sudah memberikan dukungan yang cukup untuk anak. Namun, siswa merasa bahwa mereka belum mendapatkan dukungan yang dibutuhkan," katanya disela kegiatan pertemuan dengan sejumlah akademisi, Rabu (27/8/2025), di Kolektif Co-working Space, Sleman. 

Program SBMH ini telah berjalan di dua sekolah menengah yang menjadi sekolah percontohan yakni SMA BIAS dan SMA Negeri 1 Sleman. 

Proses yang dilakukan oleh Tim SBMH dengan melakukan screening awal, intervensi, serta monitoring dan evaluasi.

Indikasi pelajar yang mengalami kecemasan dan depresi dipaparkan dalam pertemuan Stakeholder Meeting bertema “Connect to Care: Sinergi Peningkatan Kesehatan Mental di Sekolah dan Masyarakat”.

BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Akan Tambah 4 Sekolah Sehat Jiwa, Cegah Gangguan Kesehatan Mental Sejak Dini

BACA JUGA : Cerita Reni Novia Alfiyanti Raih IPK 3,97 di UNY, Hampir Putus Asa karena Masalah Kesehatan

"Program ini berjalan selama dua tahun dan kini memasuki tahun ketiga. Urgensinya atau kebutuhannya adalah bahwa saat ini anak-anak sedang membutuhkan dukungan yang lebih dan berbeda, agar mereka bisa berfungsi lebih baik, bisa produktif, dan juga bisa mencapai apa yang mereka cita-citakan," ujarnya. 

Ia menutukan banyak hal terjadi terutama setelah pandemi dan isolasi, di mana kemampuan untuk bersosialisasi siswa sangat menurun. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: