KGPAA Paku Alam X Tunaikan Zakat, Wujud Keteladanan Pimpinan Daerah dalam Berzakat

KGPAA Paku Alam X Tunaikan Zakat, Wujud Keteladanan Pimpinan Daerah dalam Berzakat

Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X (kanan), menunaikan zakat di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (5/3/2025), sebagai wujud keteladanan pimpinan daerah.--Dok. Pemda DIY

Begitu juga dengan pertumbuhan pengumpulan dana ZIS, Puji menyebutkan, dana ZIS terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

“Berkat optimalisasi pengumpulan dana ZIS, BAZNAS DIY dapat berkontribusi kepada Pemerintah Daerah DIY dalam penanganan kemiskinan,” tuturnya.

Hal itu, ditandai dengan berbagai capaian prestasi seperti Penghargaan strategi sebagai BAZNAS tingkat provinsi dengan kategori pelaporan terbaik se-Indonesia, berkontribusi atas capaian Adinata Syariah Pemda DIY sebagai koordinator keuangan sosial syariah, penghargaan dari BKKBN RI sebagai lembaga pendukung penurunan stunting di DIY, sebagai lembaga pendukung kembalinya warga binaan, dan sebagai lembaga pendukung penanganan kemiskinan stunting di DIY.

BACA JUGA : Percepatan Digitalisasi Layanan BAZNAS Kota Yogyakarta Memudahkan Masyarakat Bayar Zakat

BACA JUGA : Potensi Zakat di Jateng Capai Rp3.1 Triliun, Berperan Penting Dukung Program Pemerintah

Pada kesempatan tersebut, juga diberikan penghargaan dari BAZNAS, dalam hal ini penghargaan diserahkan oleh Sri Paduka kepada 5 unit pengumpul zakat sebagai kategori pengumpulan dan pendistribusian terbaik, satu 1 kategori perusahaan swasta patuh zakat perusahaan, dan satu 1 penerima reward program PasarHalal Digital Preneur BAZNAS.

Waluyo, salah satu penerima reword program PasarHalal Digital Preneur BAZNAS dari Komunitas Motor Difabel (KMD), mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan kepada teman-teman difabel  berupa pelatihan digital untuk 30 orang dari BAZNAS. Dimana 10 peserta adalah teman-teman difabel.

“Saya sampaikan banyak terima kasih kepada BAZNAS dan Pemda DIY, yang telah mensupport untuk kegiatan difabel dan non difabel. Semoga Pemerintah Daerah dan BAZNAS, kedepannya terus mensupport kegiatan-kegiatan difabel," jelasnya.

Waluyo mengatakan, awalnya ia adalah pedagang madu yang tidak mengenal digital marketing. Namun, berkat pelatihan digital yang diberikan oleh BAZNAS, kini dirinya mampu menjual dagangannya melalui media sosial, seperti tiktok dan instagram. Ia berharap kepada Pemerintah Daerah dan BAZNAS, kedepan akan lebih banyak teman-teman difabel yang disupport usahanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: