Status Siaga Darurat Bencana di Jogja Diperpanjang hingga Februari, BPBD Siapkan Langkah Mitigasi Penting

Status Siaga Darurat Bencana di Jogja Diperpanjang hingga Februari, BPBD Siapkan Langkah Mitigasi Penting

Siaga darurat bencana di Yogyakarta diperpanjang hingga Februari-Foto by IST-

Dia memastikan beberapa jalan yang rawan menggenang itu akan mulai ditangani pada 2025 ini. “Untuk Jalan Parangtritis dan Jalan Trimo akan ditangani tahun 2025 ini,” tuturnya.

BACA JUGA : Akibat Kasus PMK, Aktivitas Jual Beli Sapi di Bantul Sempat Berhenti Sejenak

BACA JUGA : Value Terus Meningkat, Pemkab Sleman Raih Predikat Memuaskan dalam Evaluasi SPBE Tahun 2024

Curah Hujan DIY yang Masih Tinggi

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Noviar Rahmad menyampaikan diperpanjangnya status ini didasari dengan curah hujan di DIY yang oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) diprediksi masih tinggi hingga Mei 2025 mendatang.

Perpanjangan status tersebut, menurutnya, tertuang dalam SK Gubernur DIY Nomor 504/KEP/2024 tentang Penetapan Perpanjangan Kedua Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi (banjir, tanah longsor dan cuaca ekstrem).

"Tadinya kan (status siaga darurat bencana hidrometeorologi) berakhir di tanggal 2 Januari 2025, terus kita perpanjang 3 Januari sampai dengan 3 Februari 2025," jelasnya saat dihubungi wartawan, Senin (6/1/2025).

"Kondisi curah hujan cukup tinggi masih akan berlangsung hingga Mei (2025), di Januari ini kita masih melakukan siaga darurat karena ada potensi bencana longsor, kemudian cuaca ekstrem, dan banjir," sambungnya.

BACA JUGA : Percepat Penanganan Kasus, Pemerintah DIY Ajukan Bantuan Vaksin PMK ke Kementan RI

BACA JUGA : Sambut Libur Akhir Pekan, KAI Daop 6 Yogyakarta Siapkan Kereta Tambahan dengan Berbagai Tipe

Potensi Bencana yang Masih Tinggi

Selain itu, kata Noviar, merujuk pada peringatan dini dari BMKG, potensi bencana seperti longsor, banjir, dan cuaca ekstrem di DIY masih tinggi. 

Kemudian adanya bibit siklon tropis 98S di kawasan Samudra Hindia selatan yang dapat memicu gelombang laut tinggi dan peningkatan kecepatan angin.

Lebih lanjut Noviar memerinci, sejak Oktober 2024, pihaknya mencatat 262 kejadian cuaca ekstrem dan 27 kejadian banjir selama 2024. Lalu bencana longsor terjadi di 377 titik di DIY.

"Sebanyak 377 kasus longsor itu semenjak dari bulan Oktober, November, Desember," papar Noviar.

Langkah Mitigasi untuk Masyarakat

Selain memberi imbauan ke masyarakat, Noviar juga menyampaikan pihaknya juga telah menyiapkan langkah mitigasi. 

Salah satunya mendistribusikan bronjong atau batu-batu yang diisi ke dalam keranjang besi ke kelurahan-kelurahan rawan longsor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harianjogja.com