Kunjungan Wisatawan di Desa Wisata Nglanggeran Mayoritas dari Jawa Barat

Kunjungan Wisatawan di Desa Wisata Nglanggeran Mayoritas dari Jawa Barat

Suasana kunjungan wisata di depan Gunung Api Purba-jogjapolitan.harianjogja.com-

Triyana menambahkan Tim Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) juga rutin mengecek jalur trekking di Gunung Api Purba, utamanya apabila hujan turun. Hujan berpotensi mengubah struktur tanah.

Ikhwal keamanan, Pokdarwis juga bekerja sama dengan Tim SAR, kepolisian, dan TNI dalam memastikan keamanan dan kenyamanan pengunjung.

BACA JUGA : Batik Kayu Diunggulkan, Krebet Bantul Menjadi Nominator Lomba Desa Wisata Berkelas Dunia

BACA JUGA : Ribuan Orang Padati Malioboro saat Libur Natal, 7 Wisatawan Terpisah dari Rombongan

Senada dengan Dedik, Triyana mengaku jarang ada wisatawan yang mengambil paket wisata selama libur panjang. Paket wisata lebih sering diambil oleh pelaku live in dari bermacam instansi.

“Paket unggulan di Desa Wisata Nglanggeran kan lebih ke live in. Mereka ke sini dan tinggal beberapa hari dan mengikuti paket edukasi seperti bercocok tanam, perkebunan kakao, kebudayaan, kuliner,” katanya.

Pemilik Homestay di DW Nglanggeran, Sutardi mengatakan kunjungan wisatawan mulai ramai sejak Selasa (24/12/2024). Homestay miliknya memiliki tiga kamar. Ada total sembilan orang yang menginap sejak Selasa hingga Sabtu (28/12/2024).

Sutardi menambahkan wisatawan yang menginap di homestay juga berkunjung ke pantai selain di Gunung Api Purba dan Embung Nglanggeran. “Sekarang [Sabtu] ada empat orang menginap dua hari dua malam,” kata Sutardi.

BACA JUGA : Pemerintah DIY Imbau Wisatawan Tak Melintas di Malioboro Menggunakan Kendaraan

BACA JUGA : Warga Hingga Wisatawan Bisa Hubungi PSC 199 YES Jika Alami Kedaruratan di Kota Yogyakarta

Dia menjelaskan ada sekitar 55 homestay di DW Nglanggeran. Pembayaran homestay dilayani di loket retribusi,

Pengelola Desa Wisata nantinya akan membagi wisatawan yang berkunjung ke homestay yang ada. Hal ini dilakukan agar setiap homestay mendapat pemasukan yang rata.

“Tapi kalau ada wisatawan yang memang mau menginap di tempat saya juga tidak masalah. Tapi bayarnya tetap lewat loket,” katanya.

Apabila Sutardi menerima pembayaran langsung dari wisatawan, hal ini akan berdampak pada pengelolaan homestay dan DW Nglanggeran secara keseluruhan. Adapun tarif menginap per malam Rp100.000 tanpa makan dan Rp175.000 dengan makan.

BACA JUGA : Wisatawan Tembus 3,4 Juta Orang di Akhir Tahun, Dinas Pariwisata DIY Lakukan Koordinasi dengan Pelaku Industri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harianjogja.com