Komunitas Jogja 90s Mengabadikan Musik yang Lahir di Era 90-an
Komunitas Jogja 90’s mencoba mengabadikan musik di masa-masa 90-an-jogjapolitan.harianjogja.com-
Setidaknya sudah empat kali konser berlangsung. Temanya juga berbeda-beda. Pernah ada tema menyanyikan lagu 90-an dari Barat, Indonesia, hingga Radio Hits. Lokasi acara berlangsung di Djoyo Kitchen, Sleman.
“Cara kami mengumpulkan donasi dengan penjualan merchandise, enggak buka kotak donasi. Modelnya buat merchandise karena rasa kepedulian. Kami juga dapet dari sponsorship yang sebagiannya masuk sebagai donasi,” kata Yosi yang merupakan Ketua Komunitas Jogja 90’s.
Setiap konser rutin, orag yang datang bisa ratusan. Rata-rata dalam sekali acara bisa menggaet 300 orang. Bagi yang belum berkesempatan hadir secara langsung, mereka juga tetap bisa berdonasi.
Hasil donasi sejauh ini untuk membantu teman musisi yang sedang sakit, baik kepada individunya langsung atau melalui keluarganya. “Alhamdulillah sudah disalurkan ke beberapa teman musisi dan keluarga musisi yang membutuhkan,” katanya.
Dari beragam acara Komunitas Jogja 90’s, beberapanya viral di media sosial. Hal itu kemudian membawa komunitas mendapat kesempatan tampil di beberapa acara.
BACA JUGA : Dinas Kebudayaan Yogyakarta Beri Penghargaan Warisan dan Cagar Budaya, Cek Disini
BACA JUGA : Perkenalkan Keistimewaan Yogyakarta, Kompetisi Karya Filosofi 2024 Tampilkan Banyak Karya Kreatif
Mereka sempat tampil di Candiloka dan Ngayogjazz 2024. Tahun depan, mereka akan tampil di Prambanan Jazz. “Komunitas punya masa yang lumayan kuat,” kata Yosi.
Ada Sentuhan Orisinalitas
Setidaknya ada satu kekhasan musik yang lahir di era 90-an. Menurut Yosi, teknologi di era tersebut belum semaju sekarang. Belum marak Spotify atau YouTube.
Dampaknya, referensi bermusik masih terbatas. Hasil baiknya, para musisi di zaman itu kemudian ‘terpaksa’ menciptakan lagu-lagu yang orisinal.
“Lagu-lagunya masih banyak yang orisinal, makanya bisa long lasting. Sekarang referensinya sudah banyak, akhirnya lagunya tercampur sana-sini, ada part yang sama,” kata Yosi.
Maka tidak heran, lagu-lagu yang lahir di era 90-an masih banyak beredar hari ini. Meski para musisi di Komunitas Jogja 90’s usianya rata-rata 40-an tahun, namun semakin ke sini, banyak juga Generasi Z yang bergabung. Pengetahuan mereka tentang musik 90-an tidak kalah banyak.
“Kemarin kami main musik bareng temen anak saya di Ngayogjazz, usianya 20-an tahun. Sekarang trend lagu-lagu 90-an naik lagi,” katanya.
Dengan adanya komunitas, bisa menjadi jembatan orang-orang yang senang dan ingin mengulik musik di era 90-an.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com