Kementerian Kebudayaan Gelar Indonesia ICH Festival di Jogja, Lestarikan Warisan Budaya Tak Benda
Festival Warisan Budaya Takbenda Intangible Cultural Heritage-jogjapolitan.harianjogja.com-
Untuk itu, pihaknya kini terus berkomitmen mendorong pencatatan warisan budaya UNESCO. Hal ini bukan hanya untuk mendapatkan pengakuan internasional, tetapi juga memperkuat identitas nasional, melestarikan keberagaman budaya, dan meningkatkan melalui warisan budaya yang dikelola dengan baik.
Pertunjukan hingga Sarasehan
Digelar secara sepekan, ICH Festival 2024 menampilkan berbagai kegiatan, mulai dari pertunjukan, pameran, lokakarya, seminar hingga sarasehan.
Pertunjukan wayang akan dikemas dengan konsep adaptasi kolaborasi tiga jenis wayang yaitu wayang orang, wayang kulit dan wayang golek dengan media art, serta iringan komposisi musik gamelan.
Pertunjukan ini digelar di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret, kompleks Museum Benteng Vredeburg, Jogja.
Sementara pameran akan menyajikan 13 ICH dengan dukungan dari berbagai komunitas yang akan dilaksanakan di Ruang Sultan Agung kompleks Museum Benteng Vredeburg.
Tidak hanya itu, digelar juga sejumlah lokakarya, di antaranya mengenai jamu, silat, membatik di atas topeng dengan para siswa/siswi SD dan SMP, serta tari saman.
Adapun, khusus seminar akan dilaksanakan oleh BPK wilayah X dengan tema Wayang sebagai Sarana Pewaris Tradisi dan Nili Luhur Bagi Generasi Muda.
BACA JUGA : Penanganan Sampah di Jogja, Teknologi Pemusnah Sampah Dodika Incinerator Diklaim Mampu Beroperasi 24 Jam
BACA JUGA : Hiswana Migas DIY Berharap 4 SPBU yang Ditutup Segera Beroperasi dengan Sistem KSO, Begini Respons Pertamina
Sementara sarasehan akan membincangkan seputar keris yang akan terbagi menjadi tiga sesi dengan tiga narasumber, yakni Dr. Drs. Widodo Aribowo (Dosen FIB Universitas 11 Maret Sirakarta); Prof. Dr. Amos Setiadi, SY., MT (Guru Besar Univ. Atma Jaya Yogyakarta); serta Kusnawan, SE. (Ketua IGHMA DPD NTB) dengan materi Keris Sejarah dan Filosofi Budaya Indonesia; Keris dalam Era Modern; dan Keris dalam Pengembangan Industri Kreatif dan Warisan Budaya.
Pada acara pembukaan, Sabtu malam di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret, sejumlah pergelaran ditampilkan. Di antaranya adalah pentas gamelan anak oleh Omah Cangkem; kolaborasi tiga jenis wayang yaitu wayang orang oleh Anter Asmorotedjo, wayang kulit oleh M. Yusuf, dan wayang golek oleh Rendy Ratnanto, serta video mapping bertema sang Dewaruci; serta pameran ICH di Ruang Sultan Agung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com