Kisah Tukang Cukur Legendaris di Kota Tegal, Sudah Generasi Ketiga, Jadi Langganan Wali Kota

Kisah Tukang Cukur Legendaris di Kota Tegal, Sudah Generasi Ketiga, Jadi Langganan Wali Kota

LAYANI PELANGGAN - Salafudin melayani pelanggan yang memangkas rambut di Kios Pangkas Rambut Cahaya Muda.-K. ANAM SYAHMADANI/RADAR TEGAL -

“Ada tiga orang lagi, saat itu saya ingat hari Jumat. Abah dikabari kaget, dan bertanya mengambil kunci kios di mana? Saya menjawab dari laci. Setelah itu, Abah mengacungi jempol, dan bilang lanjutkan, lalu pulang,” ungkap Udin.

Sejak memulai debutnya sebagai tukang cukur pada 1994, Udin bergantian dengan sang ayah dalam menjaga kelanggengan Cahaya Muda. Kendati sang anak telah mewarisi keahliannya, Djamhuri masih menekuni profesinya hingga lanjut usia. Dedikasi Djamhuri terhadap mata pencaharian yang telah menghidupi keluarganya harus terhenti saat ajal menjemput pada 2008.

Udin menceritakan, sebelum meninggal dunia karena radang tenggorokan, ayahnya sempat membocorkan kekhawatirannya saat Udin mulai mencukur pelanggan. Djamhuri khawatir pelanggannya bakal hilang. Namun, kekhawatiran itu tidak pernah terjadi. 

“Pelanggan Abah sudah ke kamu semua. Abah tidak apa-apa, justru merasa senang karena kamu sudah jadi,” tutur Udin menirukan ucapan sang ayah.

Cahaya Muda yang menempati kios nomor 39 memiliki pelanggan dari berbagai usia dan profesi. Banyak pejabat yang mempercayakan untuk urusan pangkas rambutnya kepada Cahaya Muda. Sebut saja mulai dari Adi Winarso saat menjabat Wali Kota Tegal, Narjo saat menjabat Wakil Bupati Brebes, dan Iwan Bule saat menjabat Kapolres Tegal, dan masih banyak lagi.

Udin merupakan tukang cukur yang dipanggil saat PNS cukur gundul di Balai Kota Tegal ketika Kota Tegal dipimpin Siti Masitha. Udin juga pernah mencukur orang Jerman saat berkunjung ke Kota Tegal. 

”Semasa pandemi, ada orang Jerman yang menikah dengan orang sini. Oleh mertuanya, dia diajak untuk pangkas rambut di sini,” terang Udin.

BACA JUGA:Cegah Pelanggaran, Penindakan Knalpot Brong Digencarkan Jelang Kampanye Terbuka

Cahaya Muda membuka jam pelayanan mulai pukul sembilan pagi hingga Duhur dan mulai lagi sehabis Ashar sampai Mahgrib, dilanjutkan setelah Isya sampai pukul sembilan malam. Udin bersyukur banyak pelanggan yang masih setia ke kiosnya, karena dirinya selalu mengutamakan pelayanan kepada pelanggan agar tidak kecewa. 

Satu hal yang cukup mengganggu pikiran Udin adalah tidak adanya regenerasi setelah dirinya, karena dua anaknya perempuan dan keduanya terjun di dunia keperawatan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: