Film Tenggelam Kapan Van Der Wijck Itu Fiksi Atau Bukan? Ini dia Penjelasan Film Tersebut

Film Tenggelam Kapan Van Der Wijck Itu Fiksi Atau Bukan? Ini dia Penjelasan Film Tersebut

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck--

DISWAY JOGJA - Cerita Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Buya Hamka memang telah melegenda.

Terlebih, cerita mengenai kapal ini diangkat menjadi film layar lebar. Namun, rupanya Kapal Van der Wijck sebenarnya bukanlah fiksi. Kapal milik maskapai Belanda nyata ada dan pernah berlayar di perairan Hindia Belanda. Meski begitu, tenggelamnya Kapal Van der Wijck pada 1936 masih menjadi misteri hingga kini.

 

Novel yang diterbitkan tahun 1938 tersebut ternyata ditulis berdasarkan kisah nyata di mana Kapal Van Der Wijk betul-betul karam pada tahun 1936.

 

Dalam novel tersebut menceritakan kisah cinta Zainudin yang diperankan oleh Herjunot Ali dan Hayati yang diperankan oleh Pevita Pearce yang terhalang adat Minangkabau yang begitu kental.

Lama berpisah, Zainudin dan Hayati akhirnya dipertemukan kembali dalam suatu kesempatan namun Hayati telah bersuami sementara Zainudin sudah berhasil mengubah nasibnya menjadi seorang yang sukses.

 

Rasa cintanya kepada Hayati membuat Zainudin menyimpan dendam hingga membiarkan Hayati yang kala itu sudah bercerai dari suaminya kembali ke kampung halaman menaiki Kapal Van Der Wijck yang tak disangka mengalami kecelakaan.

 

Dalam kejadian nyata, Kapal Van Der Wijk memang dikabarkan mengalami kecelakaan dengan diperkuat adanya bukti berupa tugu peringatan sebagai ucapan terima kasih kepada nelayan yang telah menolong para korban saat Van Der Wijck mengalami kecelakan pada 19 Oktober 1936.

Dilansir dari Kompas.com, tugu tersebut masih bisa dilihat sampai saat ini di halaman Kantor Perikanan Brondong, Lamongan.

 

Arkeolog meyakini keberadaan Kapal Van Der Wijck dari hasil eksplorasi sebuah bangkai kapal di perairan Brondong, Lamongan, Jawa Timur.

Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur (BPCB Jatim), Wicaksono Dwi Nugroho semakin meyakini hal itu melihat bukti-bukti foto dan video yang ia dapatkan.

Tenggelam di Pantai Brondong Lamongan Pelayaran kapal mewah tersebut berakhir di Perairan Lamongan, Jawa Timur tepatnya di 12 mil dari Pantati Brondong, Lamongan. Diduga, kapal-kapal tersebut membawa barang-barang berharga.

 

"Secara pribadi saya meyakini 75 persen dari berbagai bukti yang ada, bahwa kapal yang kami eksplorasi ini adalah Kapal Van Der Wijck," kata Wicaksono saat presentasi hasil pelaksanaan eksplorasi bersama Bupati Lamongan, Kamis (21/10/2021) dikutip dari Tribun Banten.

Zainuddin yang hidup bersama sang nenek, memutuskan untuk berlayar ke tanah kelahiran ayahnya di Batipuh. Untuk mendalami ilmu agama.

Hubungan antara Zainuddin dan Hayati yang harus kandas di karenakan tidak adanya persetujuan keluarga pihak Hayati yang memang masih kuat memegang adat mereka. Mereka hanya akan menerima menantu yang asal usulnya jelas, dan harus keturunan Minangkabau.

Dalam pencarian jati diri, ia pergi merantau ke tanah kelahiran ayahnya di Batipuh, Padang Panjang. Zainuddin pergi dengan niat mencari ilmu agama yang kental di ranah Minangkabau dan ingin mempelajari kebudayaan setempat.

 

Di samping itu, cerita masyarakat dan nelayan sekitar juga makin menguatkan hipotesis tersebut.

 

Kini eksplorasi masih terus dilakukan untuk memastikan bangkai kapal tersebut adalah benar Kapal Van Der Wijck yang melegenda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: layarkaca