Kendaraan Listrik Tidak Sepenuhnya Ramah Lingkungan? Ini Kata Pengamat
Pengamat transportasi saat ini kendaraan listrik di Indonesia masih masih menyebabkan udara kotor. Ini penjelasannya. Foto : jpnn.com--
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengungkapkan diperlukan SDM yang mampu berkontribusi pada pencegahan kecelakaan maupun temuan potensi bahaya di masa depan.
BACA JUGA:Ini yang Ditunggu-tunggu, Kawasaki ZX-10R 2023 Mengaspal, Segini Harganya
"Harus selalu bersiap siaga terhadap perubahan ataupun dinamika, baik peraturan, teknologi, material ataupun sistem baru," kata Soerjanto.
Dia menjelaskan sejumlah potensi bahaya yang perlu diwaspadai, misalnya area tegangan DC tinggi (600 volt) yang dapat berakibat fatal, adanya opening atau cracking (retak isolator kabel tegangan tinggi) disebabkan adanya antara lain fretting (gesekan), radius tajam, penuaan (aging), dan terkelupas.
Kemudian, terjadinya short circuit akibat fibration kendaraan, benturan ataupun hal-hal lainnya.
Kemudian lingkungan tropis yang cenderung lembab, panas, berdebu sehingga dapat mengganggu fungsi elektronik.
BACA JUGA:Lihat, Ini 5 Merek Mobil Berpotensi Tak Bisa Pakai Pertalite, Ada Honda dan Toyota
Dia menegaskan, kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery electric vehicle) untuk transportasi jalan harus benar-benar dipastikan memenuhi aspek keselamatan, keamanan, dan juga sehat.
"Hanya personel terlatih yang disarankan untuk menangani keadaan tersebut," katanya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jpnn