Terpantau, Gunung Merapi Terus Keluarkan Aktivitas Kegempaan

Terpantau, Gunung Merapi Terus Keluarkan Aktivitas Kegempaan

Laporan Gunung Merapi pekan ini. --

YOGYAKARTA (Disway Jogja) – Pada pekan ini, 10-16 Juni 2022, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatatkan bahwa aktivitas kegempaan Gunung Merapi masih cukup tinggi.

Cuaca di sekitar gunung yang ada di sekitar perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah umumnya cerah pada pagi dan malam hari, tetapi berkabut pada siang hingga sore hari.

Terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan pada 14 Juni 2022 pukul 06.18 WIB ada asap berwarna putih dengan ketebalan tipis hingga tebal, tekanan lemah dan tinggi 200 meter.

"Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 58 kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1,8 kilometer," ujar Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso.

Dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi tercatat 27 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 81 kali gempa Fase Banyak (MP), 584 kali gempa Guguran (RF), 5 kali gempa Hembusan (DG), dan 7 kali gempa Tektonik (TT).

"Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi," katanya.

Di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 40 milimeter per jam selama 85 menit di Pos Kaliurang pada 10 Juni 2022.

Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

"BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi di level 3 atau siaga," ucap Agus.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

Masyarakat diminta tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di lereng Merapi. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com