Jarang Terjadi, di Jogja Ada Pameran Lukisan Digelar di Kampung

Jarang Terjadi, di Jogja Ada Pameran Lukisan Digelar di Kampung

Kegiatan pameran lukisan di Barak Seyegan didahului dengan pelepasan berbagai jenis burung oleh panitia. (Istimewa)--

SLEMAN (Disway Jogja) - Puluhan karya lukisan, ikut dipajang dalam pameran bertajuk "Solusi" di Ndalem Ngaji Drowing Barak II Rt 03 Rw 16 Margoluwih Sayegan Sleman.

Pameran dibuka Sabtu (28/5/2022), oleh Alex Luthfi Budayawan sekaligus Dosen di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Alex Luthfi  menjelaskan, pameran ini merupakan rangkaian dari kegiatan memeriahkan Hari Menggambar Nasional 14 Mei 2022. Untuk DIY, selain pameran di Seyegan ini, kegiatan juga digelar di berbagai lokasi, dan pusat kegiatan berlangsung di Taman Budaya Yogyakarta.

"Yang kami pamerkan adalah karya masyarakat di Barak, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Tapi kita dampingi juga dengan sejumlah lukisan karya seniman. Di antaranya karya Kartika Afandi, Nana Teja dan Pramono Pinunggul," kata Alex, Sabtu (28/5/2022).

Ia menjelaskan, pameran sengaja digelar di Barak Seyegan. Pihak panitia ingin mencoba membumikan kegiatan ini dan menangkap spirit anak-anak dan masyarakat Barak dalam meramaikan peringatan Hari Menggambar Nasional.

Ia berharap melalui kegiatan semacam ini, semangat berkarya akan semakin berkembang dan mengakar di masyarakat kebanyakan.

"Menggambar itu bagian dari mengasah kecerdasan spiritual. Kami ingin masyarakat dapat menjadi bagian dari itu," lanjutnya.

Ki Triyono selaku salah satu seniman yang terlibat dalam kegiatan ini menambahkan, tema "Solusi" dipilih sebagai sebuah tawaran bagi masyarakat dalam menjalani kehidupan. Tema ini mengandung arti bahwa setiap orang bisa menentukan jalan hidup masing-masing dan mencari solusi dalam setiap problem yang dia alami.

Namun, dalam kehidupan, setiap manusia juga dituntun untuk menghargai jalan hidup orang lain. Saling menghargai ini, akan menjadi bekal bagi sesama hidup bersama dalam damai.

"Dalam rangkaian pembukaan tadi kita juga melepaskan burung perkutut, deruk, puter dan merpati. Itu semacam simbolisasi bagi kita semua untuk melepaskan ego. Kita harus bersinergi dengan masyarakat dari semua lapisan untuk mencapai kedamaian," katanya.

Kegiatan pameran ini sendiri mendapat sambutan dari warga Barak. Banyak masyarakat Barak yang memiliki darah seniman, sehingga antusiasme warga sangat terlihat.

"Banyak seniman otodidak maipun akademis lahir dari kampung ini. Masyarakat Barak sering tampil di Bentara Budaya, Taman Budaya dan pentas di tempat lain," pungkas Ki Triyono. (war)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: diswayjogja