Sutiyoso: Ribuan Pekerja China Banjiri Indonesia. Lambat Laun Beranak Pinak, Akhirnya Mayoritas

Sutiyoso: Ribuan Pekerja China Banjiri Indonesia. Lambat Laun Beranak Pinak, Akhirnya Mayoritas

JAKARTA – Sutiyoso, mantan Gubernur DKI Jakarta khawatir karena saat ini terdapat ribuan Warga Negara Asing (WNA) asal China atau Tiongkok yang bekerja di Indonesia.

Mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) itu menyebutkan, pekerja asing tersebut bakal menetap dan lambat laun beranak-pinak yang akhirnya menjadi mayoritas di Indonesia.

"Kok kita nggak sadar-sadar gitu, lho. Bukan apa-apa, saya orang intelejen, saya bisa membaca. Pegawai-pegawai itu yang di Kalimantan, di Sulawesi sampai Papua tidak akan pernah kembali ke sana. Pasti di sini," tegasnya dalam video yang diunggah kanal Youtube Refly Harun, Minggu (22/5/2022).

"Di Tiongkok punya anak dua, yang anak kedua ini kayak yatim piatu diperlakukannya oleh pemerintah. Nah, di sini mereka bikin anak sebanyak-banyaknya. Artinya, jangan sampai ini kita tidak sadar-sadar akhirnya mereka yang mayoritas. Bukan kita," ujarnya.

Menurut Sutiyoso, silakan saja pengusaha dari negara manapun menanam modal di Indonesia dan membawa tenaga ahli dari negaranya. Tapi harus tetap dibatasi, hanya dua atau tiga orang saja, jangan sampai ribuan.

"Jangan sampai suatu saat kita tersisih. Saya jujur miris. Kok, banyak sekali pekerja-pekerja asing datang," kata Bang Yos sapaan akrabnya.

Jadi, lanjut dia, harus waspada. “Kalau ini kita diem-diemin saya jamin orang itu nggak akan pernah pulang ke negaranya. Nggak akan pernah," sambungnya.

Sutiyoso mengatakan, jika migrasi WNA China ke setiap negara memang strategi untuk meringankan beban negara Tiongkok.

Pasalnya, dengan jumlah penduduk sekitar 1,4 miliar, beban negara mengurusi keperluan mereka sangat berat. Satu-satunya cara adalah mengirim orang ke berbagai negara, salah satunya Indonesia.

"Kalau saya jadi presiden Tiongkok, ngurus 1,4 miliar orang, orang itu mau bagaimana? Ngasih makannya ngasih papannya, ngasih sandangnya belum sekolahnya, belum rumah sakitnya, tidak akan mampu. Maka yang paling mudah adalah ekspor orang," ucapnya. (pkt)

Editor: Wawan Setiawan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: