Musim Ekstrem Geohidrometeorologi di Bantul, Data Waspada Bencana Mencatat Lonjakan Risiko Tiap Hari
Mobil tanggap darurat BPBD Bantul bersiaga kawal wilayah rawan banjir, Jumat (19/12/2025),--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
Selain itu, Bupati Bantul mendorong masyarakat untuk rutin memantau informasi resmi BMKG, menyiapkan jalur evakuasi, dan mengatur peralatan darurat di rumah masing-masing.
Kesiapsiagaan ini juga mencakup edukasi masyarakat tentang mitigasi risiko bencana.
Pemerintah desa secara berkala mengadakan simulasi evakuasi, sementara relawan komunitas menyebarkan panduan kesiapsiagaan melalui media sosial dan pertemuan warga.
"Kami ingin warga siap menghadapi potensi bencana secara nyata, bukan hanya mendengar imbauan," ucapnya.
Data historis menunjukkan tren peningkatan kejadian bencana geohidrometeorologi di Bantul selama lima tahun terakhir, dengan puncak curah hujan terjadi antara November hingga Januari.
BACA JUGA : Antisipasi Unjuk Rasa Anarkis, Polres Bantul Matangkan Sispamkota 2025
BACA JUGA : Bantul Meriah Akhir Tahun, 15 Event Menarik dari Wayang Kulit hingga Pesta Kembang Api
Kondisi ini menuntut kolaborasi pemerintah, komunitas, dan warga untuk meminimalkan dampak bencana.
Masyarakat dianjurkan untuk membuat catatan harian curah hujan lokal, mengecek drainase lingkungan, dan menyimpan nomor darurat.
Selain itu, kewaspadaan terhadap perubahan cuaca ekstrem yang tiba-tiba, seperti hujan deras disertai angin kencang, menjadi langkah penting dalam mengurangi risiko korban dan kerugian material.
Pemkab Bantul berharap dengan kombinasi data, mitigasi, dan partisipasi aktif masyarakat, risiko bencana geohidrometeorologi dapat dikelola lebih efektif, dan keselamatan warga tetap menjadi prioritas utama.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: