Investasi IKN Tetap Jalan, Menko Airlangga: Fokus Perkuat SDM dan Industri Masa Depan
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di UGM, Rabu (19/11/2025), menegaskan bahwa investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) tetap berjalan sesuai rencana meski terdapat dinamika politik dan putusan Mahkamah Konstitusi (MK).--Foto: Anam AK/diswayjogja.id
“Kalau kita melakukan semua seperti yang ada, hasilnya sudah tahu: 5 persen. Nah, bagaimana supaya keluar dari 5 persen? Salah satunya liberalisasi, dan kita harus punya basis kuat: energi, pangan, dan air,” jelasnya.
Dia menekankan bahwa pandemi Covid-19 telah mengajarkan pentingnya kemandirian nasional. Saat itu, Indonesia sempat kesulitan memperoleh vaksin dan kebutuhan pokok akibat embargo negara lain.
“Itu syarat mutlak karena dalam keadaan krisis kita tidak boleh mengandalkan negara lain,” tegasnya.
BACA JUGA : Game Interaktif Kata Kita UGM Jadi Solusi Digital untuk Anak Speech Delay dan Cerebral Palsy
BACA JUGA : Atasi Masalah Sampah, Mahasiswa UGM Ciptakan Wormy Box yang Bikin Cacing Jadi Pahlawan Lingkungan
Airlangga mencontohkan negara seperti Singapura, Jepang, dan Korea Selatan yang tidak memiliki sumber daya alam (SDA) besar, namun bisa menjadi negara maju berkat kualitas sumber daya manusia (SDM). Karena itu, peningkatan SDM Indonesia menjadi agenda utama pemerintah.
“Targetnya kuncinya SDA dan SDM. SDA saja tidak cukup,” tuturnya.
Dia menyoroti rendahnya jumlah mahasiswa magang serta minimnya lulusan vokasi yang siap bekerja. Dari total 1,5 juta lulusan, hanya sekitar 100 ribu yang mengikuti magang. Sementara lulusan vokasi yang dianggap berkualitas hanya sekitar 20 ribu per tahun.
“Magang itu sedikit. Itu hanya trigger supaya bisa jalan. Kalau tidak dijembatani, lulusan perguruan tinggi tidak ketemu lapangan kerja,” terangnya.
Pemerintah juga memperkuat industri ramah lingkungan, termasuk elektrifikasi kendaraan dan penerapan standar energi bersih. Airlangga menyinggung Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) yang dapat merugikan Indonesia jika produk berbasis industri, seperti baja, tidak memenuhi standar energi hijau.
BACA JUGA : Film Diponegoro Hero Gunakan Teknologi AI, Jadi Tontonan Spesial Hari Pahlawan di Yogyakarta
BACA JUGA : Roadmap dan Etika AI Indonesia Disusun, Pastikan Teknologi Berpihak pada Manusia
“Kalau kita tidak melakukan itu, negara lain yang kenakan pajak. Yang rugi kita,” tuturnya.
Selain itu, sektor kesehatan menjadi salah satu fokus pengembangan industri teknologi dalam negeri. Pemerintah mendorong pembuatan alat medis, seperti ventilator, MRI, hingga CT scan melalui kerja sama dengan produsen global dan universitas.
“Kemarin GE akan masuk ke Indonesia untuk membuat alat CT scan dan lainnya. Itu masuk ke e-catalog sehingga bisa langsung jalan,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: