Waspada Musim Pancaroba, Sleman Catat Lonjakan ISPA
Ilustrasi hujan lebat yang meningkatkan risiko Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Sleman, terutama pada musim pancaroba, Oktober 2025.--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
SLEMAN, diswayjogja.id - Kabupaten Sleman kembali menghadapi lonjakan kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang bersifat musiman.
dr. Cahya Purnama, Kepala Dinas Kesehatan Sleman, mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada, terutama selama musim pancaroba, ketika udara lembap dan suhu tidak menentu.
“Perubahan cuaca ekstrem meningkatkan kerentanan masyarakat terhadap infeksi. Kita memang melihat adanya peningkatan kasus ISPA, namun ini masih tergolong aman karena tingkat kematiannya rendah,” katanya saat jumpa pers di loby gedung lama Setda Sleman, Selasa (28/10/2025).
Berdasarkan pemeriksaan nasional, penyebab ISPA pada musim hujan sebagian besar adalah virus influenza tipe B yang bersifat ringan, meski beberapa sampel juga menunjukkan virus tipe A.
ISPA sendiri bersifat self-limited, artinya gejala biasanya mereda dalam 5–7 hari jika daya tahan tubuh baik.
“Terpenting adalah jangan sampai gejalanya menjadi berat. Pola hidup sehat, cukup istirahat, dan menjaga imunitas tubuh menjadi kunci agar ISPA cepat sembuh,” jelasnya.
BACA JUGA : WJNC 2025 Dibatalkan, Dispar Kota Yogyakarta Pastikan 15 Event Tetap Semarakkan Bulan Oktober
BACA JUGA : Dinkesda Brebes Salurkan Rp 2,262 Miliar Uang Transport, Wujud Apresiasi Bagi 9.050 Kader Kesehatan
Selain itu, ia menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap potensi komplikasi pada kelompok rentan, seperti bayi, lansia, dan penderita penyakit kronis.
“Masyarakat yang termasuk kelompok rentan sebaiknya lebih hati-hati, namun bagi mayoritas populasi, ISPA biasanya bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan berat,” ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk lebih waspada, terutama pada periode Oktober - Desember, dengan menerapkan protokol kesehatan yang tepat.
“Kami mengimbau masyarakat, melalui media dan kanal informasi, untuk menggunakan masker saat berada di tempat ramai atau saat batuk dan bersin, menerapkan etika batuk, serta menjaga jarak dengan orang yang sakit,” ucapnya.
Selain itu, pola hidup sehat seperti cukup istirahat, konsumsi makanan bergizi, menjaga ventilasi rumah, serta menjaga kebersihan lingkungan menjadi langkah penting untuk mencegah penyebaran ISPA.
Bagi mereka yang mengalami gejala demam, batuk, atau sesak napas, dr. Cahya menekankan pentingnya segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: