Selain rendang, koleksi Sumatera ini juga menghadirkan varian Ruby Kecombrang yang harum, serta Dadih yang merupakan olahan fermentasi susu kerbau tradisional. Bagi pecinta kopi dengan sentuhan hangat, tersedia Coffee Galangal yang memadukan kopi dengan jahe merah. Ada pula adaptasi dari kue tradisional dalam varian Bika Ambon yang memiliki sentuhan rempah honeycomb cake. Terakhir, kehadiran Andaliman atau merica Batak memberikan sensasi pedas getir yang unik, memberikan gambaran nyata betapa beragamnya khazanah rasa yang dimiliki pulau Sumatera.
Cokelat sebagai Manifestasi "Bhinneka Tunggal Ika"
Filosofi di balik pembuatan koleksi ini melampaui sekadar bisnis makanan. KAKAW Fine Chocolate & Patisseries ingin menjadikan setiap kotak praline mereka sebagai simbol persatuan dalam keberagaman, sesuai dengan semboyan negara, Bhinneka Tunggal Ika. Dengan menggabungkan bahan-bahan dari ujung barat hingga timur Indonesia, mereka menciptakan sebuah "peta rasa" yang mampu mendekatkan konsumen dengan kekayaan tanah air melalui satu gigitan.
Dalam siaran persnya, pihak KAKAW menegaskan bahwa setiap praline adalah bentuk interpretasi modern dari warisan leluhur. Langkah ini diambil untuk merayakan sumber daya alam Indonesia sekaligus mempromosikan keanekaragaman kuliner Nusantara ke level yang lebih tinggi. Bagi masyarakat yang ingin memberikan bingkisan atau oleh-oleh yang tidak biasa, koleksi ini menawarkan nilai lebih melalui cerita-cerita tentang laut, tanah, dan tradisi yang tersembunyi di balik lapisan cokelat premiumnya.
BACA JUGA : Transformasi Kuliner di Cihapit Bandung Merupakan Jejak Kuliner Terlezat, Cek Info Selengkapnya Disini
BACA JUGA : Nostalgia Asik Dengan Menelusuri Jejak Rasa dan Melintasi Zaman di Semarang, Simak Ulasannya Berikut Ini
Inovasi yang dihadirkan oleh KAKAW dan Sejauh Mata Memandang ini memberikan angin segar bagi industri kreatif tanah air. Keberanian untuk memadukan elemen-elemen tradisional yang kontras ke dalam sebuah produk modern adalah bukti bahwa kreativitas anak bangsa tidak memiliki batas. Melalui koleksi "Bunga Laut, Tanah Rempah", kita diingatkan bahwa untuk menjadi bangsa yang besar, kita harus terlebih dahulu mengenali, mencintai, dan berani mengeksplorasi apa yang sudah kita miliki di bumi sendiri.