YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Film dokumenter Gestures of Care karya sutradara Aryo Danusiri resmi tayang perdana di Indonesia pada ajang Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2025.
Film ini memotret secara dekat peran Masyarakat Adat Dayak Ngaju dalam upaya mitigasi kebakaran hutan dan lahan pasca kebakaran besar 2015 dan 2023.
Kebakaran dahsyat tahun 2015 mendorong pemerintah Indonesia membentuk berbagai proyek pemulihan dan mitigasi yang melibatkan Masyarakat Adat sebagai aktor utama.
"Sejak itu, kelompok adat seperti Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah mengambil peran strategis dalam brigade pemadam kebakaran berbasis komunitas di tingkat desa," ujar Aryo dalam keterangannya, Minggu (7/12/2025).
BACA JUGA : JAFF 2025 Pecahkan Rekor 30 Ribu Penonton, Becoming Human Jadi Film Terbaik
BACA JUGA : Garin Nugroho: 70 Persen Filmmaker Indonesia Lahir dari Jogja, JAFF Jadi Motor Ekosistem
Namun, kebakaran besar kembali terjadi pada 2023, menghanguskan sekitar 1,16 juta hektare hutan di Kalimantan dan Sumatra. Dampaknya meluas pada kesehatan, ekologi, dan ekonomi masyarakat, sekaligus memicu kembali stigma terhadap praktik pertanian tradisional masyarakat adat.
Lewat Gestures of Care, Aryo Danusiri tidak menampilkan kebakaran sebagai gambaran umum yang selama ini dominan di media, melainkan menangkap kerja-kerja spesifik para aktor lokal di lapangan.
“World premiere di JAFF adalah bukti bahwa film riset tidak hanya untuk akademisi. Film ini bisa membangun dialog dengan publik yang lebih luas,” katanya.
Charlie Rizky, sinematografer film ini, berharap Gestures of Care bisa mendorong tindakan nyata.
BACA JUGA : Film Diponegoro Hero Gunakan Teknologi AI, Jadi Tontonan Spesial Hari Pahlawan di Yogyakarta
BACA JUGA : Lewat Kemah Film Pelajar, Puluhan Film Nasional Bakal Ramaikan FFPJ 2025 Yogyakarta
“Semoga film ini membuka mata, meningkatkan kesiapsiagaan, memperkuat dukungan bagi pemadam, dan mendorong kebijakan perlindungan serta restorasi gambut yang lebih serius,” katanya.
Gestures of Care merupakan salah satu luaran dari proyek riset Fire Play, di bawah Pusat Kajian Antropologi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sosial dan Politik Universitas Indonesia.
Proyek riset Fire Play menyoroti tata kelola kebakaran pasca 2015 dan secara khusus mendokumentasikan partisipasi Masyarakat Adat Dayak dalam upaya mitigasi kebakaran—sebuah narasi yang kerap terpinggirkan karena masyarakat adat sering dianggap sebagai penyebab kebakaran.