BACA JUGA : Eksplorasi Kuliner Kafe Ramah Hewan dan Unik di Cibubur
Fragmentasi ini mengancam koridor jelajah bagi induk dan bayi gajah beserta kelompoknya, serta mengganggu perilaku alami kelompok gajah tersebut.
Annisa Rahmawati, Senior Wildlife Campaigner Geopix menyatakan penampakan bayi gajah liar bersama kelompoknya di Bentang Alam Bukit Tigapuluh adalah harapan di tengah situasi yang sangat genting bagi Gajah Sumatera.
Ia menegaskan bahwa keberadaan bayi ini bukan sekadar kabar baik, tetapi juga peringatan keras.
“Ini adalah secercah harapan, bahwa alam masih berjuang memberi kesempatan. Namun kesempatan ini sangat rentan dan terlalu berharga untuk disia-siakan," ucapnya.
Menurutnya tanpa perlindungan habitat secara utuh yang nyata dan tegas, harapan kecil ini bisa hilang dan tidak akan kembali lagi.
"Jika Indonesia ingin Gajah Sumatra tetap ada, maka habitatnya harus segera dilindungi secara keseluruhan sebelum semuanya terlambat," imbuhnya.
BACA JUGA : 8 Wisata Menarik di Padang Panjang, Berikan Pengalaman Berkesan Bagi Siapa Saja yang Berkunjung
BACA JUGA : Persija vs PSIM Malam Ini, Van Gastel Siap Hadapi Tekanan 50 Ribu Penonton di GBK
Untuk itu Geopix mendesak kepada pihak terkait agar melakukan:
1. Pembongkaran pagar-pagar listrik di areal konservasi satwa liar (WCA) PT LAJ/ PT RLU/ Michelin Group yang menjadi koridor gajah di Bentang Alam Bukit Tigapuluh
2. Moratorium pemberian izin baru di dalam koridor gajah di Bentang Alam Bukit Tigapuluh.
3. Penegakan hukum tegas terhadap pembukaan perkebunan liar dan perambahan hutan.
4. Restorasi koridor jelajah gajah untuk memastikan perlindungan habitat jangka panjang.
5. Aksi konservasi gajah di seluruh lanskap Sumatera yang menyeluruh dan terpadu.