YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Setelah meluncurkan dan membedah buku pertamanya yang berjudul "Jokowi’s White Paper", pakar telematika Roy Suryo memberi bocoran terkait kelanjutan proyek trilogi bukunya.
Dalam acara Forum Kebangsaan: Diskusi Ilmiah dan Bedah Buku Jokowi's White Paper yang digelar di Auditorium Universitas Islam Indonesia (UII), Cik Di Tiro, Kota Yogyakarta, Kamis (11/9/2025), Roy mengungkap bahwa buku ini hanyalah bagian awal dari rangkaian yang lebih besar.
Roy menyebutkan bahwa buku kedua dan ketiga saat ini tengah disiapkan, dan akan tetap ditulis dengan pendekatan ilmiah dan berbasis data akademis.
Yang menarik, buku ketiga disebutnya akan mengupas sosok pemimpin yang saat ini tengah menjabat, dan disinyalir menyimpan persoalan pendidikan yang tak kalah kontroversial dibanding tokoh yang dibahas di buku pertama.
BACA JUGA : Rektor UGM Buka Suara Soal Polemik Ijazah Presiden ke-7 Jokowi
BACA JUGA : Rismon Sianipar Laporkan Jokowi ke Polda DIY Terkait Dugaan Penyebaran Berita Bohong
“Sekali lagi ini bocorannya, buku ini adalah buku pertama. Nanti akan ada buku kedua, dan yang menarik, buku ketiga, yaitu tentang orang yang lagi menjabat sekarang, yang tidak kalah parahnya dengan pendidikan ayahnya,” ungkap Roy Suryo.
Meski tidak menyebut nama secara langsung, hal tersebut menyiratkan bahwa dia tengah menyiapkan kritik tajam terhadap figur nasional lainnya yang kini memiliki posisi penting di pemerintahan.
Roy menekankan bahwa seluruh isi buku ditulis secara akademis dan bukan berdasarkan opini subjektif.
Dia menyebutkan pendekatan ilmiah menjadi kunci dalam menanggapi berbagai tantangan, termasuk proses hukum yang kini membayangi buku pertama.
BACA JUGA : Soal Klarifikasi Sofian Effendi, Rismon Sianipar: Sangat Tidak Masuk Akal Bagi Seorang Profesor
BACA JUGA : Rismon Sianipar Laporkan Jokowi ke Polda DIY Terkait Dugaan Penyebaran Berita Bohong
“Kalau hukum, kita jawab dengan hukum. Kalau ilmiah, kita jawab dengan ilmiah,” tegas Roy.
Dalam acara tersebut, Roy juga mengungkap bahwa buku Jokowi’s White Paper yang ditulis bersama Dr. Tifauzia Tyassuma dan Rismon Sianipar (dikenal sebagai "RRT") kini mulai didistribusikan ke luar negeri.
Distribusi dilakukan melalui jaringan Forum Diaspora Indonesia (FDI) ke sedikitnya 25 negara.