Bahasa Jawa Bukan Feodal, tapi Peradaban: Sleman Tegaskan Komitmen Lestarikan Tradisi

Kamis 21-08-2025,16:10 WIB
Reporter : Kristiani Tandi Rani
Editor : Syamsul Falaq

SLEMAN, diswayjogja.id - Pemerintah Kabupaten Sleman menegaskan komitmennya dalam melestarikan bahasa dan sastra Jawa sebagai bagian penting dari identitas budaya. 

Melalui berbagai program kebudayaan, Pemkab berupaya menumbuhkan kesadaran generasi muda untuk menghargai dan mengembangkan bahasa ibu mereka.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid, menuturkan bahwa bahasa Jawa kerap disalahpahami. 

Tingkatan bahasa Jawa yang terdiri dari ngoko, krama madya, hingga krama inggil kerap dianggap feodal. Padahal, sejatinya sistem itu mencerminkan peradaban dan penghormatan.

BACA JUGA : Balai Bahasa DIY Percepat Digitalisasi Tradisi Lisan agar Aset Budaya Tak Hilang

BACA JUGA : Digelar Tiga Hari di Kota Yogyakarta, Kompetisi Bahasa dan Sastra 2025 Diikuti 186 Peserta

Ngoko adalah tingkatan paling dasar dan informal, digunakan dalam percakapan sehari-hari dengan teman dekat atau orang yang lebih muda. 

Krama Madya adalah tingkatan menengah, lebih sopan dari Ngoko namun tidak seformal Krama Inggil, cocok untuk berbicara dengan orang yang lebih tua atau dihormati namun dalam suasana yang tidak terlalu resmi. 

Krama Inggil adalah tingkatan tertinggi, paling formal dan sopan, digunakan saat berbicara dengan orang yang lebih tua, dihormati, atau dalam situasi resmi. 

“Banyak orang menganggap bahasa Jawa feodal karena ada tingkatan, padahal sejatinya itu bentuk penghormatan,” katanya, Kamis (21/8/2025).

Ia menambahkan, dengan adanya ragam bahasa itu, anak muda diajarkan untuk memahami pentingnya sikap hormat kepada yang lebih tua maupun sesama.

“Orang muda sadar bahwa mereka harus menghormati yang lebih tua. Maka ada ngoko, krama madya, hingga krama inggil. Itu adalah peradaban, bukan feodalisme,” ujarnya.

Selain sarat nilai filosofi, bahasa Jawa juga memiliki kekayaan kosakata yang luar biasa.  Menurutnya, perbendaharaan bahasa Jawa termasuk salah satu yang paling lengkap di antara bahasa daerah lain di Indonesia.

BACA JUGA : Digelar Tiga Hari di Kota Yogyakarta, Kompetisi Bahasa dan Sastra 2025 Diikuti 186 Peserta

BACA JUGA : Apresiasi Pembelajaran Bahasa Prancis, Presiden Macron Sempat Berdialog dengan Dosen UNY

Kategori :