BACA JUGA : Pasar Godean Rp 89 Miliar Masih Kosong, Pemkab Sleman Pastikan Beroperasi Oktober
Pedagang sibuk melayani pembeli, sementara aparat kepolisian berjaga untuk memastikan transaksi berlangsung tertib.
Ia menegaskan, pembelian dibatasi maksimal lima sak beras per orang untuk mencegah penimbunan.
“Kalau ada yang membeli 10 sampai 20 sak, kami akan tindaklanjuti,” tegasnya dengan nada serius.
Selain menekan harga, Pasar Murah Sleman juga menjadi ajang mempererat hubungan antara aparat dan warga.
Tidak sedikit warga yang memanfaatkan kesempatan ini untuk berinteraksi langsung dengan aparat, mengungkapkan keluhan, atau sekadar berbincang santai.
“Polri hadir bukan hanya menjaga keamanan, tetapi juga membantu masyarakat secara nyata,” tuturnya.
Ia menambahkan, pihaknya berencana menurunkan mobil patroli yang akan berkeliling menjual beras ke daerah-daerah terpencil.
Dengan langkah ini, masyarakat yang tinggal di wilayah pinggiran atau sulit dijangkau pun dapat merasakan manfaat program pasar murah.
“Kami ingin manfaatnya dirasakan hingga pelosok,” tambahnya.
Edy pun mengajak seluruh masyarakat untuk memanfaatkan pasar murah Sleman sebaik mungkin.
Ia mengingatkan pentingnya menjaga suasana tertib dan kondusif selama kegiatan berlangsung agar tujuan program tercapai.
"Mari kita ciptakan suasana tertib dan kondusif agar kestabilan harga tetap terjaga,” imbuhnya.
Dengan adanya pasar murah ini, diharapkan lonjakan harga menjelang hari-hari besar dapat ditekan, daya beli masyarakat tetap terjaga, dan kebutuhan pokok tetap terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
Beberapa warga yang ditemui di lokasi mengaku sangat terbantu dengan adanya pasar murah ini.
Seorang bapak bernama Sumardi dari Mlati mengaku rela datang lebih pagi agar tidak kehabisan stok minyak goreng kemasan.