Sektor pertanian dan perdagangan menjadi penyerap tenaga kerja utama, sementara tingkat pengangguran lebih rendah dari rata-rata nasional.
BACA JUGA : Tercatat 2,04 Persen, Pemda DIY Pastikan Inflasi 2025 Tetap Terjaga
BACA JUGA : Keluarkan Surat Edaran, Pemda DIY Minta Masyarakat Waspada Peningkatan Kasus Covid-19
Inflasi masih terkendali, meskipun tren kenaikan hingga pertengahan tahun perlu diwaspadai. Ekspor DIY meningkat hingga Mei 2025, diikuti kenaikan impor bahan baku.
Di sektor pariwisata, kunjungan wisatawan, terutama dari Malaysia, Singapura, dan Tiongkok—meningkat, dengan Sleman menjadi destinasi favorit wisatawan nusantara.
“Dari sisi kesejahteraan, angka kemiskinan menurun menjadi 10,23% dan gini ratio DIY juga sedikit membaik. Seluruh kecamatan di DIY tercatat dalam kategori Ketahanan Pangan Tahan dan Sangat Tahan pada 2024,” papar Ni Made.
Hingga akhir Triwulan II, sebagian besar indikator strategis menunjukkan capaian positif. Namun, terdapat deviasi 10,62% pada realisasi keuangan karena efisiensi belanja dan keterlambatan transfer anggaran pusat.
BACA JUGA : Sri Sultan Kukuhkan Kepala BPKP DIY, Kawal Efektivitas Penggunaan Sumber Daya Publik
BACA JUGA : Jelang Super League, Sri Sultan HB X: PSIM Bisa Bermain di Stadion Maguwoharjo
Deviasi realisasi fisik relatif kecil dan disebabkan faktor administratif. Ni Made menekankan pentingnya sinkronisasi dan ketepatan pelaksanaan untuk menjaga capaian pembangunan hingga akhir tahun.
Sementara itu, Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, mengapresiasi kinerja Pemda DIY dalam menjaga dan meningkatkan ketahanan pangan daerah.
Menteri Andi menyebut bahwa DIY memiliki kontribusi signifikan terhadap sektor pangan nasional.
“Jogja termasuk provinsi dengan ketahanan pangan yang baik. Ketersediaannya meningkat, dan kontribusi sektor pangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai lebih dari 14 persen, ini lebih tinggi dari rata-rata nasional,” pungkasnya.