Fauzan menyoroti pentingnya kolaborasi dengan stakeholder terkait dalam rangka meneguhkan tegaknya etika moral, termasuk juga etika moral beraudit.
BACA JUGA : Terjunkan KKN Tematik, Sejumlah Kampus di Yogyakarta Dukung Pengelolaan Sampah DIY
BACA JUGA : UNY Gelar The 2025 Global Partnership Forum, Bahas Transformasi Sistem Pendidikan Tinggi
Sementara untuk data pemanfaatan AI tersebut, Fauzan mengatakan FKKA PTN-BH yang menjalankan, di mana prinsip utamanya yaitu penggunaan teknologi AI ini bukan hanya sekedar dilihat sebagai teknologi, tetapi merupakan integritas moral.
"Karena secanggih apapun teknologi bijaksana integritas itu pada orang, etika itu pada orang. Nah AI itu sangat tergantung pada orang. AI itu adalah sebuah alat, alat yang saat ini diyakini canggih. Tetapi lagi-lagi semuanya itu akan bisa digunakan secara baik dan berkontribusi terhadap peradaban sangat tergantung pada integritas moral penggunanya," terangnya.
Fauzan menegaskan penggunaan teknologi AI dalam melakukan audit tak berdampak pada disrupsi profesi auditor, pasalnya AI tak bicara moral karenan alat manusianya itu.
"Ya tentu saja menyesuaikan. Seandainya toh distrupsi itu juga tidak banyak, tetapi pada wilayah wilayah moral ini, ini yang terpenting. Oleh karena itu, meskipun ini audit di lingkungan pendidikan tinggi, hendaknya juga menjadi contoh bagi model audit yang lain," tandasnya.