YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Ratusan pedangan dan juru parkir di Tempat Khusus Parkir Abu Bakar Ali (TKP ABA) Malioboro, Kota Yogyakarta, melakukan aksi damai penolakan pembongkaran, pada Jumat (11/4/2025) malam.
Pengelola TKP ABA, Doni Rulianto, mengatakan pembongkaran lokasi parkir berlantai tiga itu dinilai bukan solusi terbaik, karena memberikan dampak ratusan orang yang bakal kehilangan sumber ekonominya itu.
"Itu kan bukan solusi terbaik untuk masyarakat di Abu Bakar Ali. Karena untuk pedagang ini kan jualannya kan di tempat objek wisata. Kedua, jualan mereka ini kan hasil dari UMKM. Untuk yang parkir juga, dan tempatnya juga belum tahu kita," ujar Doni.
Menurutnya, ada 230 pedagang PKL di TKP ABA. Sementara juru parkir ada 72 orang, serta 30 orang bagian security dan tim kebersihan yang ada di TKP ABA.
BACA JUGA : Dialihkan ke Kawasan Ketandan, Parkir ABA Malioboro Bakal Diubah Menjadi Ruang Terbuka Hijau
BACA JUGA : Sri Sultan HB X Tekankan Penataan Kawasan Malioboro dan Parkir ABA dengan Bijak
"Yang menggantungkan nasibnya di Abu Bakar Ali ini banyak. Dan ini kan sebagai kepala rumah tangga, mereka punya keluarga, punya anak istri. Sedangkan kami besok itu, tanggal 13, masa kontraknya sudah, sudah selesai. Sedangkan nasib kami sampai hari ini, belum ada solusi yang terbaik," jelasnya.
Mereka juga mengeluhkan tidak ada sosialisasi terkait pembongkaran TKP ABA, sebagai mata pencaharian utama para pedagang dan juru parkir.
"Waktu itu kemarin pas puasa, ada pemberitaan seperti itu, kami juga kaget semua di sini. Malah tahunya dari media. Kemudian, kami minta audiensi ke Disbud DIY. Kemudian, kami juga sowan ke Pak Wali," tuturnya.
Dalam pertemuan tersebut, Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo membenarkan ada pembongkaran TKP ABA. Namun, menurut Doni, belum ada kepastian terkait nasib mereka.
BACA JUGA : Penataan Stasiun Lempuyangan, Hasto Sebut Lakukan Pemetaan Warga Terdampak
BACA JUGA : Sri Sultan HB X Berikan Empat Pesan Pembangunan Kota Yogyakarta kepada Hasto Wardoyo
"Kami tanyakan juga, tempat penggantinya di mana, juga tidak ada kepastian. Dan waktu itu yang pertama itu untuk yang juru parkir dan yang lainnya akan berproses dulu. Lha kan mosok ya, setelah masa kontrak kami habis itu kita kan enggak jelas itu," imbuhnya.
Dalam aksi damai itu, mereka berharap tetap berada di TKP ABA dan tetap menuntut kejelasan kepada Pemkot Yogyakarta dan Pemda DIY terkait nasib ratusan pedagang dan juru parkir.
"Warga saya mau menerima atau menolak, tapi kalau harapannya ya tetap seperti ini di sini. Tetap seperti ini ya harapannya," pungkasnya.