Terjunkan KKN Tematik, Sejumlah Kampus di Yogyakarta Dukung Pengelolaan Sampah DIY

Selasa 11-03-2025,15:51 WIB
Reporter : Anam AK
Editor : Syamsul Falaq

BANTUL, diswayjogja.id - Sebanyak 11 perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berkomitmen untuk berkolaborasi mendukung pengelolaan sampah. Salah satunya dengan menerjunkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di DIY.

Dukungan tersebut juga ditandai dengan penandatanganan komitmen bersama kolaborasi perguruan tinggi dalam KKN Tematik pengelolaan sampah di DIY. Perguruan tinggi tersebut diantaranya, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), UPN Veteran Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST).

Selanjutnya,  Universitas Tekenologi Yogyakarta (UTY), Universitas Sanatha Dharma (USD), Universitas Janabadra Yogyakarta (UJB), Univesitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Wakil Rektor UGM Bidang Kemahasiswaan dan Pengabdian Masyakat, Arie Sudjito, mengatakan DIY sebagai salah satu kota pendidikan sekaligus kota budaya Yogyakarta menghadapi tantangan serius, diantaranya adalah sekian banyak persoalan bagaimana populasi yang makin membesar, tingkat  kebutuhan masyarakat dan pembengkakan jumlah ini punya konsekuensi pada resiko.

BACA JUGA : Atasi Permasalahan Sampah, Pemkot Yogyakarta Jalin Kerja Sama dengan UGM

BACA JUGA : Rakor Penanggulangan Sampah, Sri Sultan Dorong ITF Bawuran Segera Beroperasi

"Yogyakarta diantaranya adalah harus mampu menjawab tata kelola sampah. Saya sadar betul bahwa perguruan tinggi harus terpanggil untuk itu (pengelolaan). Tanggung jawab kita untuk menyelenggarakan pendidikan sebagai bagian integral dalam membangun kehadapan diantaranya harus mampu menyelesaikan persoalan sampah," ujarnya, saat mengikuti Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2025, di Intermediate Treatment Facility (ITF) Bawuran Kapanewon Pleret Kabupaten Bantul, Selasa (11/3/2025).

Arie menyebutkan, kedaulatan sampah yang selama ini ada telah menjadi bagian dari komitmen bersama untuk dipecahkan. Perguruan tinggi harus tertantang sekaligus terpanggil untuk itu.

"Yogyakarta ini punya banyak sumber daya yang harus kita perkuat. Saya tahu kita semua menyaksikan bahwa kita kadang-kadang malu kalau melihat situasi peka dan peduli setelah kondisi darurat. Dan saya yakin selama ini DIY telah melakukan banyak hal," katanya.

Pihaknya menyakini Pemerintah Kota dan Kabupaten hingga Pemda DIY telah mengerjakan banyak hal, meskipun dinilai masih belum optimal. Untuk itu, menurut Arie, perguruan tinggi harus tertantang untuk menjawab itu. 

BACA JUGA : Bupati Bantul Abdul Halim Muslih Pastikan Pembangunan ITF Bawuran Akan Rampung Tahun 2025

BACA JUGA :  TNI AL Lakukan Program Laboratorium Psikologi Maritim, Tumbuhkan Cinta Laut Minimalisir Sampah

"Apalagi klaim sebagai kota pendidikan harus diikuti pula perguruan tinggi untuk terlibat menjadi bagian itu (penanganan sampah). Entah itu melibatkan diri dalam kegiatan kuliah kerja nyata, pendidikan dan pengajaran maupun beberapa hal yang sebanyak riset," jelasnya.

Meskipun demikia, Ari menyadari hal tersebut bukan pekerjaan yang mudah, namun kampus di Yogyakarta membutuhkan komitmen.

"Beberapa kali kami berkumpul dengan para rektor se-DIY untuk mengingatkan pada kita bahwa tanggung jawab ini tidak bisa ditumbuhkan oleh pemerintah semata. Tetapi perguruan tinggi sebagai insan terdidik, dan cendikiawan yang punya tanggung jawab, bukan hanya segi moralitas untuk membangun kehadapan, tapi harus kerja konkrit dalam hal ini penanganan sampah sebagai problem real. Bukan hanya problem teknis, tapi problem sosial maupun ekonomi," tuturnya.

Kategori :