Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono, mengungkapkan bahwa pemerintah terus berupaya menata ulang depo sampah agar lebih humanis dan edukatif. Salah satu langkah yang dilakukan adalah membuat taman di bagian depan depo serta menutup area depan dengan papan edukasi.
BACA JUGA : Depo Dibersihkan, Pemkot Yogyakarta Bakal Beri Sanksi Masyarakat yang Buang Sampah Sembarangan
BACA JUGA : Ajak Satpol PP dan Dinas Terkait, Hasto Wardoyo Segera Tangani Sampah Kota Yogyakarta
“Kami ingin depo sampah tidak lagi terkesan kumuh. Rebranding ini bertujuan agar depo menjadi lebih ramah lingkungan dan memiliki fungsi edukatif bagi masyarakat,” jelas Agus.
Menurutnya, meskipun depo tetap berfungsi sebagai tempat pengelolaan sampah, namun sampah yang ada di dalamnya merupakan residu yang sudah melalui proses pemilahan sebelumnya.
“Kami sedang berada dalam masa transisi, di mana masyarakat mulai kami ajak untuk tidak membuang sampah langsung ke depo. Ini adalah proses yang membutuhkan waktu dan penyesuaian,” jelasnya.
Sebagai bagian dari upaya ini, pemerintah telah mencatat sebanyak 1.011 penggerobak sampah resmi yang terdaftar di Pemerintah Kota Yogyakarta. Masyarakat diharapkan berlangganan sebagai pelanggan layanan transportasi sampah.
BACA JUGA : Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo Deklarasi Peduli Sampah
BACA JUGA : Wawali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan: Maret, Semua Depo Bersih
“Sekali lagi saya tegaskan saat ini masih proses transisi dan harapannya mulai April sistem ini dapat berjalan optimal sehingga pengelolaan sampah menjadi lebih teratur dan efektif,” pungkasnya.