Sementara itu, Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto mengungkapkan, event Great Sale merupakan salah satu wujud komitmen Pemkot Yogyakarta bersama seluruh pemangku kepentingan, dalam mendukung pengembangan dan berkelanjutan UMKM lokal.
BACA JUGA : NDalam Kulit Jogja, Upaya Pemerintah Daerah Yogyakarta Dukung Komoditi Lokal ke Pasar Global
BACA JUGA : Jumlah Pedagang Pasar di Bantul Alami Penurunan, Diprediksi Sampai 6,3 Persen
“Hal ini didukung penggunaan QRIS, yang tentunya membawa banyak keuntungan baik bagi pedagang maupun konsumen. Selain itu, pembeli mendapat manfaat potongan harga atau diskon dan belanja bisa mendapatkan hadiah,” ungkapnya.
Menurutnya, dengan diselenggarakannya Beringharjo Great Sale tahun ini, semakin menguatkan eksistensi pasar rakyat tidak hanya sebagai pusat transaksi jual beli, tapi dapat menjadi venue aktivitas edukasi dan seni yang menjadi daya tarik pariwisata Yogyakarta.
“Melalui kegiatan ini, semoga perekonomian dan kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat. Pasar rakyat semakin temoto, resik, atine becik lan rejekine apik. Sehingga, pembeli akan senang dan terus datang berbelanja ke pasar tradisional,” ujarnya.
Selaras dengan hal tersebut, Regional CEO BRI RO Yogyakarta John Sarjono merasa senang atas pencapaian yang peningkatan transaksi non tunai melalui QRIS BRI yang digunakan baik bagi para pedagang dan penjual di Pasar Beringharjo.
BACA JUGA : Festival Angkringan Siap Digelar di Seluruh Pasar Tradisional Yogyakarta
BACA JUGA : Yogyakarta dan Slovenia Jalin Kerja Sama, Buka Potensi Jendela Bisnis Baru ke Pasar Eropa
“Saya sangat senang dan bersyukur Beringharjo Great Sale tahun ini bisa melampaui target yang dicanangkan. Semoga ini menjadi pemicu pedagang yang lain untuk melakukan transaksi secara non tunai,” ungkapnya.
Ia berharap, Beringharjo Great Sale dapat diselenggarakan tidak hanya di Pasar Beringharjo saja tetapi juga bisa dilakukan di pasar tradisional lainnya.
Saat ditemui, salah satu penerima hadiah QRIS peringkat I Toko Melati, Sri Maryati (55) mengungkapkan, dengan QRIS dapat memudahkan penjual dalam bertransaksi.
Ia menyebutkan, setiap bulannya, penjualan di Toko Melati mampu mencapai Rp 15 juta hingga Rp 20 juta rupiah.
BACA JUGA : Omzet Pedagang Turun 26,7 Persen, Pemkab Bantul Lakukan Inovasi Rebranding Lima Pasar
BACA JUGA : Pasar Prawirotaman Yogyakarta Berhasil Pertahankan Sertifikasi SNI
“Dengan transaksi non tunai, sangat memudahkan sekali kami sebagai pedagang. Biasanya menghitung uang secara manual, dengan QRIS menjadi mudah, lihat nominalnya langsung selesai,” katanya.