Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak di Sleman Alami Penurunan di Tahun 2024, Ini Jumlahnya

Kamis 06-02-2025,10:42 WIB
Reporter : Yuni Khaerunisa
Editor : Syamsul Falaq

Menurut Helmi, setiap tahun semakin banyak korban yang berkonsultasi dan mendapat pendampingan dari UPTD PPA.

BACA JUGA : Pemkot Jalin Kemitraan di Wilayah untuk Cegah Terjadinya Kekerasan Pada Anak

BACA JUGA : Menteri PPPA: Pola Asuh Keluarga Penyebab Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan Meningkat

Hal ini tidak terlepas dari reaksi cepat tanggap UPTD. Sebab itu, dia meminta agar masyarakat berani untuk membuat laporan apabila melihat atau mengalami kekerasan.

“Tenang. UPTD sudah menyediakan rumah aman. Tidak ada orang yang tahu. Kalau tidak ada orang yang melindungi korban di rumah, UTPD PPA akan melindungi. Ada pendampingan psikolog juga yang kami berikan,” katanya.

Salah satu kasus yang UPTD PPA ikut tangani adalah kasus sodomi oleh warga Gamping, Sleman terhadap 22 anak. Kasus tersebut terbongkar pada Selasa (24/9/2024). Selain itu, ada juga kasus KS oleh aparat penegak hukum pada tahun yang sama.

Helmi menegaskan pihaknya terus mengkampanyekan tagline Semua Anak Adalah Anak Kita. Tagline ini memiliki arti bahwa seseorang anak sangat rentan terguncang dan menjadi korban kekerasan.

BACA JUGA : Menkomdigi: Anak Muda Indonesia Harus Mampu Menjadi Pilot Teknologi AI

BACA JUGA : PWNU DIY Usulkan Pemerintah Buat Aturan yang Melarang Anak-anak dan Remaja di Bawah 16 Tahun Gunakan Medsos

Tanggung jawab perlindungan bukan hanya dilakukan orang tua semata namun juga orang dewasa di sekelilingnya.

“Pelayanan yang kami berikan gratis. Seumpama ada pemeriksaan kesehatan terhadap korban pun bisa kami bantu dengan akses pembiayaan lewat Jaring Pengaman Sosial. Itu kalau biaya tidak lebih dari Rp5 juta. Kalau lebih dari Rp5 juta nanti pakai rekomendasi forum perlindungan korban kekerasan di DIY; bisa didanai Balai Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial DIY,” ucapnya.

Segala upaya perlindungan terhadap anak, kata Helmi merupakan salah satu tujuan dari upaya mewujudkan Kabupaten Sleman sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) tingkat paripurna.

Selama dua tahun terakhir, Bumi Sembada menyandang status KLA tingkat utama. Satu tahap lagi hingga mencapai paripurna.

BACA JUGA : 10.000 Anak menjadi Korban Kekerasan, Kemendikdasmen Ajak Sinergi Multipihak

BACA JUGA : Inisiasi Kota Ramah Anak, Pemkot Yogyakarta Kucurkan Sejumlah Penghargaan di KPAID Award 2024

Dalam KLA ada parameter di mana salah satunya adalah seorang anak berani melapor atau speak up. Masih banyak korban kekerasan tidak berani melapor.

Kategori :