Wamenkeu Anggito Abimanyu Dikukuhkan Guru Besar, Bicara Minat Ekonomi Syariah di Indonesia

Selasa 04-02-2025,15:36 WIB
Reporter : Anam AK
Editor : Syamsul Falaq

SLEMAN, diswayjogja.id - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Anggito Abimanyu, dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang ekonomi, pada Departemen Ekonomika dan Bisnis, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM), pada Selasa (4/2/2025), di Balai Senat UGM.

Anggito Abimanyu merupakan Dosen UGM yang saat ini menjadi Wakil Menteri Keuangan, Kabinet Merah Putih Periode 2024-2029. Dia pernah menjadi asisten peneliti Bank Dunia pada 1992-1993. Selain itu, tahun 2012-2014 menjabat Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah, Kementrian Agama.

Dalam pidato pengukuhannya, Abimanyu menyebutkan ekonomi syarian sebagai bentuk kepatuhan, cara hidup dan aktivitas bisnis yang bisa membawa manfaat.

"Perkembangan ekonomi syariah, khususnya bank Islam menjalani periode pasang surut. Banyak negara Islam mulai mengatur urusan keuangan di negara mereka sesuai dengan prisnip syariat Islam," paparnya. 

BACA JUGA : Guru Besar UGM Nilai Program MBG Tak Cukup Cegah Stunting

BACA JUGA : Guru Besar Ekonomi Politik Internasional UMY: Indonesia Perlu Jadi “Teman Baik” Amerika-China

Menurutnya, dalam rumpun ekonomi makro yang membahas tentang kebijakan dan regulasi, ekonomii syariah merupakan cabang ilmu yang semakin relevan dipelajari sebagai gugus teori. Abimanyu tak melihat ekonomi syariah hanya sebagai sistem alternatif dan penyeimbang dari sistem ekonomi konvensional.

"Saya menemukan cara pandang baru dalam memaknai ekonomi syariah sebagai ekspresi kepatuhan dan ketundukan terhadap agama dan wahyu yang diturunkan Allah kepada umat manusia," katanya.

Anggito Abimanyu menilai, pemanfaatan dan minat ekonomi syariah di Indonesia adalah sebuah fenomena yang menarik. Faktor kepatuhan, cara hidup dan bisnis dengan prinsip syariah menjadi lahan perhatian para ahli syariah.

"Kajian saya memfokuskan kepada aspek derajat kepatuhan atau religiositi, cara hidup bisnis dalam memilih produk perbankan syariah, konsumi produk halal dan manfaat perjalanan umrah," jelasnya. 

BACA JUGA : Kembali Kukuhkan Lima Guru Besar, Rektor UNY Sebut ini Momentum Tepat untuk Dorong Pengembangan Penelitian

BACA JUGA : Sudah Berlangsung 2 Pekan, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM Berikan Pandangan Terkait Program MBG

Abimanyu Soroti Perbankan Syariah, Produk Halal, Haji dan Umrah

Dalam observasinya, dalam berbagai kajian membuktikan bahwa nasabah memilih bank syariah karena kualitas layanan dan manfaat. Menurut Abimanyu, masyarakat dihadapkan pada pilihan perbankan syariah, Bank Umum Syariah (BUS) atau bentuk Unit Usaha Syariah (UUS) dari bank umum konvensional.

"Dua jenis ini, memiliki perbedaan dalam hal regulasi, permodalan, pengawasan, dan operasionalnya. Pengaturan antara BUS dan UUS yang tidak seragam membuat keduanya kurang saling mendukung," paparnya.

Sementara minat menggunakan atau mengkonsumi produk makanan halal di kalangan milenial Indonesia disamping faktor harga, dilandasi oleh gaya hidup digital.

Kategori :