Upaya Jaga Kualitas Gabah, DPKP DIY Rekomendasikan Petani untuk Kerja Sama dengan Gapoktan

Minggu 02-02-2025,14:47 WIB
Reporter : Penta Daniel Pratama
Editor : Syamsul Falaq

“Sehingga Bulog akan menyimpan dalam bentuk gabah kering giling (GKG) dan beras hasil giling,” imbuhnya.

BACA JUGA : Mundur Lagi ke 17 Februari, Pemda DIY Tegaskan Siap Gelontorkan Anggaran 42 Miliar untuk Program MBG

BACA JUGA : Update Kondisi Pemain PSS Sleman: Cleberson dan Hokky Caraka Siap Tampil Lawan Borneo FC

Sambut Baik Pencabutan Kebijakan Rafaksi

Petani di Sleman menyambut baik pencabutan kebijakan rafaksi (pengurangan) harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan ditetapkannya HPP gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp 6.500 per kilogram.

Ketua Forkom Petani Kalasan, Janu Riyanto mengatakan kebijakan tersebut sudah mampu meningkatan penghasilan petani. 

"Kami dari petani berterimakasih kepada pemerintah yang saat ini sudah memperhatikan kesejahteraan petani, meskipun belum sepenuhnya. Dengan harga GKP Rp6.500 itu tentu sudah bersyukur, karena ada peningkatan penghasilan," katanya, Jumat (31/01/2025).

Ia menerangkan jika musim hujan, petani memang cenderung menjual GKP. Hasil panen pada masa tanam pertama (MT-1) memang cenderung meningkat. 

Sehingga ada keterbatasan tempat untuk menyimpan dan mengeringkan gabah. Terlebih hujan terus mengguyur.

Harga GKP Turun saat Musim Hujan

Berdasarkan pengalaman, ketika musim hujan harga GKP turun sekitar Rp500-1000 per kilogramnya. Menurut dia, penurunan tersebut wajar, karena mayoritas petani juga ingin segera menjual GKP.

"Dari tengkulak juga ada keterbatasan lahan untuk pengeringan. Jadi penurunan harga gabah saat musim hujan itu wajar. Tetapi untuk saat ini sepertinya stabil, karena harga gabah juga stabil,” terangnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY, Syam Arjayanti mengungkapkan dengan kebijakan baru tersebut akan meningkatkan serapan GKP petani oleh Bulog Kanwil Yogyakarta. 

Pihaknya pun mendorong petani untuk tetap menjaga kualitas GKP. Salah satu caranya dengan bekerjasama dengan gabungan kelompok tani (gapoktan) yang memiliki mesin-mesin pengering.

BACA JUGA : Perbesar Asa ke Liga 1, PSIM Jogja Sukses Tumbangkan Persiraja Banda Aceh

BACA JUGA : Tingkatan Kesadaran Masyarakat, IDI Yogyakarta Sambut Baik Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis

"Kami juga sudah bekerjasama dengan Bulog, Perpadi, dan Korem. Bulog juga sudah berkomitmen untuk menyerap gabah hasil dari petani. Di sisi lain kami juga mendorong untuk petani tetapi menjaga kualitas,” ungkapnya.

Kategori :