Sehingga, tentunya akan sangat sia-sia mengingat setiap tahunnya anggaran penanganan sampah yang diambil dari APBD mencapai puluhan miliar.
BACA JUGA : WALHI Yogyakarta dan Forum Peduli Gadingsari Tolak Pembuangan Sampah di Pantai Pandansari Bantul
BACA JUGA : Ditetapkan DPRD Kota Yogyakarta, Wawan: Fokus Utama Kita Masalah Sampah Teratasi
“Kami berharap program bisa maksimal dengan dana yang digelontorkan. DLH harus terus memperbarui data program desentralisasi sampah di berbagai kemantren percontohan, sebelum resmi dilaksanakan awal April,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Pemkot Yogya tengah mempersiapkan skema pengangkutan limbah dari rumah tangga menuju depo melalui penggerobak atau transporter.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan DLH Kota Yogya, Ahmad Haryoko, mengatakan, nantinya para penggerobak akan terhubung langsung dengan depo.
“Sehingga, bulan April seluruh kemantren sudah ada transporter yang rutin mengambil sampah dari rumah tangga dan disetorkan ke depo,” urainya.
BACA JUGA : Lakukan Pengelolaan Sampah Mandiri, BBWS Serayu Opak Studi Tiru ke UMY
BACA JUGA : Teknologi Pengolahan Sampah Menggunakan Maggot, BSI Dukung Program Organikkan Jogja
Menurutnya, sebelum diberlakukan pembatasan pembuangan sampah di depo, jumlah penggerobak di Kota Yogya mencapai 500 an orang.
Oleh sebab itu, DLH pun mengupayakan agar seluruh transporter dapat kembali aktif, serta menekuninya sebagai profesi utama.
“Jadi, transporter nanti ada dua tugas, yaitu mendistribusikan sampah dari wilayah ke depo, serta memungut retribusi di tiap rumah tangga. Terutama ketika nanti regulasi terkait retribusi sudah direvisi. Kalau selama ini kan kita yang door to door,” ungkap Haryoko.