“Pengolahan diawali dengan pengendapan untuk menghilangkan kandungan besi dan mangaan. Kemudian kita filtrasi untuk mengantisipasi adanya bakteri," jelasnya.
Sehingga ia memastikan, kualitas air yang dinikmati pelanggan telah memenuhi baku mutu kesehatan yang ditetapkan.
Penuhi Kebutuhan Air Minum Masyarakat
Teddy menegaskan SPAM Regional Kartamantul yang dibangun oleh Pemerintah Pusat dan DIY bertujuan untuk memenuhi air minum masyarakat di DIY saat ini dan waktu yang akan datang dengan mempertimbangkan pertumbuhan penduduk.
Sistem pengelolaan dan pengolahan air tersebut dibangun dengan sumber bahan baku air dari Sungai Progo.
Adapun Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang tergabung dalam SPAM Regional Kartamantul berada di Kebon Agung, Sleman dan Bantar, Bantul.
Kapasitas Total Produksi
Kapasitas total produksi dari kedua IPA tersebut mencapai 700 liter/detik. Dari total tersebut, IPA Bantar memiliki kapasitas 400 liter/ detik dan Kebon Agung 300 liter/detik.
BACA JUGA : Viral Lewat CCTV, Polda DIY Tangkap Dua Jambret di Sleman
BACA JUGA : Pedagang Mulai Kosongkan Lapak Teras Malioboro (TM) 2, Masih Ada PKL Belum Dapat Lapak Baru
“Sampai akhir Desember 2024, dari kapasitas 700 liter/ detik dapat diserap sebesar 335 liter/detik,” katanya.
Rinciannya PDAM Tirtamarta Yogyakarta kuota 400 liter/detik saat ini sudah menyerap 147 liter/detik.
PDAM Tirta Sembada Sleman dari 150 liter/detik dapat diserap 94 liter/detik. PDAM Tirta Projotamansari Bantul dari 150 liter/detik dapat diserap 82 liter/detik.
Kata Teddy, total serapan air mencapai 46% yang setara dengan kebutuhan air minum masyarakat sejumlah 26.800 sambungan rumah (SR).
“Tarif sesuai Pergub 129/2020 Rp2.250 per meter kubik. Tarif ini flat dan bersifat tetap. Besaran tarif air minum curah mempertimbangkan perkembangan kondisi pereknomian. Dimungkinan untuk dilakukan penyesuaian mendasarkan Pergub,” ucapnya.