JOGJA, diswayjogja.id - Dinas Pariwisata Gunungkidul menyebut pada tahun ini akan mengembangkan sektor pariwisata secara lebih merata.
Meskipun pantai masih menjadi primadona bagi sebagian besar wisatawan, pemerintah daerah berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan desa wisata di berbagai wilayah terutama di desa wisata.
"Hampir 90 persen wisatawan yang datang ke Gunungkidul memang bertujuan mengunjungi pantai. Namun, kami berupaya agar desa-desa wisata dengan potensi unik masing-masing dapat bersaing dan menarik minat pengunjung," kata Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Oneng Windhu Wardhana, Minggu (12/1/2025).
Desa Wisata Nglanggeran
Sebagai contoh, desa wisata Nglanggeran dengan potensi gunung api purba dan ekowisatannya telah berhasil menarik perhatian wisatawan.
"Kami ingin desa-desa wisata lainnya, seperti Bendung dengan pertanian terintegrasi dan Tepus dengan kuliner serta kerajinan tangannya, juga dapat berkembang pesat," tambah Oneng.
BACA JUGA : Ciptakan Kawasan Bebas Asap Rokok, Pemkot Yogyakarta Akan Terapkan Sanksi untuk Pelanggar di Malioboro
BACA JUGA : Heri Sutanto Resmi Jabat Direktur Operasional Bank Jogja, Janji Akan Realisasikan Program Kerja yang Disusun
Tentu saja salah satu tantangan utama dalam pengembangan desa wisata di Gunungkidul adalah sumber daya manusia (SDM).
"Pelaku utama dalam desa wisata adalah warga desa itu sendiri. Mereka perlu memiliki pemahaman yang baik tentang teknologi informasi dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman," katanya.
Adakan Pelatihan Bagi Warga Desa
Untuk mengatasi hal ini, Dinas Pariwisata Gunungkidul akan aktif mengadakan pelatihan bagi warga desa.
Tujuannya adalah meningkatkan kompetensi SDM desa wisata sehingga mereka dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dan mampu bersaing di pasar pariwisata yang semakin kompetitif.
"Potensi alam dan daya tarik wisata di desa-desa ini tidak kalah menarik dengan destinasi wisata lainnya. Namun, membangun sebuah desa wisata yang sukses membutuhkan waktu yang cukup lama. Nglanggeran, misalnya, telah dirintis sejak tahun 2013 dan baru saat ini mulai dikenal luas," jelasnya.
Pemetaan Kunjungan Wisatawan
Windhu berharap ke depan akan terjadi pemerataan kunjungan wisatawan tidak hanya di kawasan pantai, tetapi juga di desa-desa wisata lainnya.
BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Segera Bangun Rumah untuk Warga yang Terdampak Talud Longsor di Ngampilan
BACA JUGA : KAI Daop 6 Yogyakarta Tanam 60 Batang Pohon di 8 Stasiun, Sukseskan Gerakan Satu Juta Pohon