JOGJA, diswayjogja.id - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul mengaku belum menemukan solusi untuk mengatasi serangan monyet ekor panjang yang menyerang lahan pertanian di empat kapanewon di Kabupaten Bantul.
Keempat kapanewon yang dilaporkan selama ini mendapatkan serangan monyet ekor panjang adalah Dlingo, Imogiri, Piyungan dan Pundong.
“Sampai saat ini memang belum ada jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut,” kata Kepala DKPP Kabupaten Bantul Joko Waluyo, Rabu (11/12/2024).
Joko mengungkapkan, pihaknya sejatinya telah menggelar Koordinasi Rencana Pengendalian Monyet Ekor Panjang di Kebun Buah Mangunan, Senin (2/12/2024).
BACA JUGA : Jadi Contoh Perangkat Daerah Lain, Pemkot Yogyakarta Berikan Penghargaan Tata Kelola Pemerintah Terbaik
BACA JUGA : Tingkatkan Kesadaran Masyarakat, Pemkot Jogja dan Damkarmart Gelar Simulasi Pencegahan Kebakaran Kendaraan
Namun, dari hasil koordinasi tersebut belum ada titik temu terkait apa yang akan dilakukan untuk mengatasi serangan monyet ekor panjang yang selama ini menyerang lahan pertanian warga.
Padahal, serangan monyet ekor panjang, kata Joko selama ini telah membuat sejumlah petani di Dlingo, Imogiri, Piyungan dan Pundong mengalami kerugian cukup besar.
Ia mencontohkan, akibat serangan monyet ekor panjang di Kalurahan Mangunan, Dlingo, telah membuat lahan pertanian di wilayah tersebut seluas 45,4 hektare rusak, dan pemerintah kalurahan setempat menyebut jumlah kerugian yang dialami mencapai Rp 1,4 miliar per tahun sejak empat tahun lalu.
“Dan serangan monyet ekor panjang ini biasanya terjadi saat kemarau, karena pasokan makanan untuk hewan tersebut berkurang. Sehingga mereka turun ke lahan pertanian warga,” jelas Joko.
BACA JUGA : Potensi Pariwisata Menarik, Ini Dia Konsep Penataan Dusun Wotawati di Lembah Bengawan Solo Purba
BACA JUGA : Upayakan Digitalisasi di Manajemen Karang Taruna, Pemkot Jogja Bersinergi dengan Dinsosnakertrans
Menurut Joko, warga disekitar Mangunan sejatinya juga telah melakukan berbagai upaya mengatasi serangan hewan primata tersebut, seperti memasang jaring pada lokasi yang biasanya menjadi tempat aktivitas monyet ekor panjang, menyalakan petasan untuk mengusir keberadaan monyet ekor panjang, lalu menyebar anjing ke beberapa lokasi yang digunakan untuk mobilitas monyet ekor panjang. Serta membudidayakan jambu sebagai persediaan makanan bagi monyet ekor panjang.
“Namun usaha tersebut masih belum optimal untuk mengusir monyet ekor panjang. Kami juga telah berkoordinasi dengan BKSDA dan sejumlah LSM. Tapi, belum ada kesimpulan untuk penanganan monyet ekor panjang,” papar Joko.
Joko mengungkapkan, jika dari hasil koordinasi, sejatinya ada cara yang dinilai ampuh untuk mengatasi serangan monyet ekor panjang jantan.