
YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogyakarta menemukan sejumlah lokasi yang kerap dijadikan untuk membuang sampah liar di kota Yogyakarta.
Salah satunya di jalan Pasiraman, kalurahan Cokrodiningratan, kemantren (kecamatan) Jetis, kota Yogyakarta. Lokasi tumpukan sampah liar ini tidak jauh dari SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta.
Anggota Forpi Kota Yogyakarta Baharuddin Kamba menjelaskan tumpukan sampah yang lumayan banyak berada di sisi utara jalan, sehigga sampah meluber dan bau tak sedap muncul dari tumbukan sampah tersebut. Padahal, berdasarkan pantauannya, spanduk larangan membuang sampah di lokasi masih terpasang. Bahkan, tak jauh dari tumpukan sampah, terdapat pedagang makanan yang berjualan.
"Kami berharap kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta untuk dapat segera mengangkut sampah yang menumpuk tersebut. Karena jika tidak segera diangkut, khawatirnya sampah liar semakin banyak dan menggangu proses belajar siswa, karena bau tak sedap juga," jelas Kamba di Yogyakarta, Rabu (4/12/2024).
Forpi juga meminta kepada masyarakat untuk sadar membuang sampah pada depo-depo yang terdekat sesuai jadwal pembuangan sampah. Pasalnya, di musim penghujan ini bisa menimbulkan bau tak sedap. "Jika nantinya sampah berbayar benar-benar sudah diterapkan, maka harapannya tidak ada lagi tumpukan yang berada dipinggir jalan di Kota Yogyakarta," ujarnya.
BACA JUGA : Kunjungi TPA di Bantul, Menteri Lingkungan Hidup Katakan Sampah Makanan Masih Jadi Masalah Serius
BACA JUGA : Makin Tak Terkendali, Pemkot dan DLH Kota Jogja Akan Berlakukan Kartu Pembuang Sampah
Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta akan mengoperasikan mesin pembakar sampah atau insinerator pada tahun 2025 mendatang. Hal ini merupakan upaya salah satu solusi penanganan sampah yang masih menjadi sorotan.
Sekretaris DLH Kota Yogyakarta Lusiningsih menjelaskan pihaknya akan mengoperasikan empat mesin pembakar sampah pada bulan Januari 2025 di dua wilayah, yaitu di Sitimulyo Bantul dan Giwangan Kota Yogyakarta.
"Kami juga minta peran aktif masyarakat untuk mengurangi produksi sampan dan berharap ada kerja sama dengan pihak lain terutama perkantoran dan badan usaha," jelas Lusi.
Penanganan sampah, menurutnya, di kota Yogyakarta diperlukan proses dan tahapan yang panjang. Pihaknya akan terus melakukan evaluasi agar bisa segera ditangani, sehingga
mulai tahun 2025 tidak ada lagi penumpukan pada depo-depo maupun sampah liar yang sering muncul pada pinggir-pinggir jalan.
"Kita sudah ada neraca yang ingin kita capai. Kalau 100 persen selesai sepertinya berat, tapi kita harus yakin. Kalau sempurna tidak bisa, karena harus memperbaiki kondisi-kondisi dulu," imbuhnya.
BACA JUGA : Penanganan Sampah di Jogja, Teknologi Pemusnah Sampah Dodika Incinerator Diklaim Mampu Beroperasi 24 Jam
BACA JUGA : Pengelolaan Sampah yang Buruk, Pemkot Yogyakarta Buka Suara Terkait Respon Menteri Lingkungan Hidup