JOGJA, diswayjogja.id - PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar Jogja Sharia Investor City (JOINSTORY) 2024 di Hotel Tentrem, Jumat (15/11/2024). DIY dipilih karena potensi investor syariahnya besar.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik mengatakan dari 164.000 investor syariah 6% atau lebih dari 10.000 nya berasal dari DIY.
Selain itu, ada sejarah penting terkait sejarah perkembangan pasar modal syariah di DIY, di mana Galeri Investasi (GI) Syariah yang pertama ada di DIY tepatnya di Universitas Islam Indonesia (UII).
Menurutnya hingga saat ini GI Syariah sudah mencapai 129 di seluruh Indonesia. Diharapkan dengan rangkaian kegiatan Jogja Sharia Investor City bisa semakin mendorong masyarakat berpartisipasi aktif menjadi investor pasar modal syariah. Dia juga berharap semakin banyak GI Syariah yang didirikan di DIY.
BACA JUGA : Tidak Sembarangan, Tim Kuasa Hukum Keraton Yogyakarta Ungkap Makna Dibalik Tuntutan untuk PT KAI
BACA JUGA : Diklaim Mampu Olah Sampah hingga 49 Ton Per Hari, TPST Modalan Bantul Resmi Beroperasi
“Meningkatkan dan memeratakan literasi dan inklusi pasar modal syariah kepada masyarakat dan menjadi bagian dari program kampanye aku investor saham syariah,” ucapnya.
Ia menjelaskan berdasarkan data per Oktober 2024 jumlah saham syariah yang tergabung dalam Indeks Saham Syariah yang tergabung dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) meningkat 75,6% dalam 5 tahun sejak 2018.
Jeffrey mengatakan kala itu hanya ada 365 saham syariah, dan kini sudah berkembang menjadi 641 saham syariah atau 68% dari total saham yang tercatat di BEI 941 saham.
Lebih lanjut ia mengatakan kapitalisasi saham syariah mencapai Rp 7.256 triliun atau 57,2% dari total kapitalisasi pasar Rp 12.300 triliun.
Dari sisi frekuensi nilai transaksi dan juga volume transaksi saham-saham syariah juga sudah mendominasi.
“Dalam kurun 5 tahun terakhir sejak 2018 jumlah investor saham syariah tumbuh hampir 3x lipat dari 44.000 investor saat ini lebih 164.000 investor,” jelasnya.
Ia menjelaskan pasar modal syariah Indonesia menjadi alternatif investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Pasar ini menyediakan instrumen yang menghindari praktik-praktik riba, perjudian, dan spekulasi yang berlebihan.
BACA JUGA : Harda - Danang Bertemu Petani di Sleman, Keluhkan Harga Salak Pondoh yang Kian Turun