JOGJA, diswayjogja.id - Kabupaten/kota di DIY kini mulai melakukan uji coba program makan siang gratis sejak akhir bulan Oktober 2024 lalu.
Jika program makan siang gratis ini nantinya diberlakukan di seluruh Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) di DIY, maka akan ada sekitar 350 ribu anak di 3.900an sekolah yang harus setiap harinya diberikan makanan. Belum lagi siswa di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Penyediaan makan siang yang memiliki standar kesehatan ini akan sulit dilakukan sekolah tanpa adanya bantuan dari pihak lain, terutama yang memiliki kompetensi di bidang kuliner atau bahkan gastronomi.
Oleh karena itu, mahasiswa yang ada di bidang perhotelan bisa dilibatkan dalam program makan siang gratis ini.
BACA JUGA : Temui Perwakilan Petani Sleman dan Dengarkan Aspirasi, Harda-Danang Bakal Remajakan Pohon Salak Pondoh
BACA JUGA : Potensi Peredaran Uang Palsu di Gelaran Pilkada 2024, Bank Indonesia DIY Imbau Warga untuk Tetap Waspada
“Mahasiswa perhotelan bisa menjadi bagian stakeholder, untuk bisa bergabung atau bekerja sama dengan program-program dengan pemerintahan, termasuk makan siang gratis karena mereka memiliki kompetensi tentang kuliner dan gastronomi yang dipelajari di kampus,” papar Dosen Entrepreneurship Stipram, Rosalina Nur Anissa dalam Young Entrepreneur Day 2024 di Yogyakarta, Jumat (15/11/2024).
Mahasiswa di jurusan Food and Beverage di kampus yang memiliki bekal pembelajaran kuliner bahkan gastronomi sesuai standar kesehatan bisa langsung praktik atau bahkan magang ke sekolah dalam penyediaan program makan siang gratis di sekolah-sekolah Yogyakarta.
Dinas Pendidikan di kabupaten/kota bahkan bisa saja bekerja sama dengan kampus-kampus pariwisata dalam menyediakan makanan untuk program makan siang gratis ini.
Tentu mereka pasti memiliki fasilitas dan prasarana yang memadai seperti Kitchen yang sudah berstandar internasional.
BACA JUGA : Kepala BPIP Jabarkan Makna Kemerdekaan Indonesia Saat Jadi Pembicara Sarasehan Pancasila di Yogyakarta
BACA JUGA : Temuan Gua di Gunungkidul Tak Ganggu Proyek JJLS, Begini Penjelasan Peneliti Laboratorium Geofisika UGM
“Kami siap bila diminta menurunkan mahasiswa ke sekolah-sekolah untuk ikut mengembangkan makanan siang yang diolah di sekolah. Ini sangat mungkin sekali karena di kampus pariwisata, menyediakan makanan dengan standar kesehatan bukan hal baru,” tandasnya.
Sementara Dosen Entrepreneurship lainnya, Yerika Ayu Salindri mengatakan, banyak mahasiswa yang kini berinovasi dalam pengembangan Food and Beverage. Bahkan menciptakan beragam produk makanan sehat yang dijual secara massal.
“Ada juga catering yang dikembangkan kampus dengan melibatkan seluruh mahasiswa, jadi untuk ikut terlibat program makanan gratis pemerintah bukan hal yang sulit dilakukan. Tinggal menunggu penawaran sekolah atau dinas terkait untuk kita mengolah di sekolah mana, ya kita sangat mampu,” tandasnya.